Pendudukan dan Perampokan Tanah Palestina dari Tahun ke Tahun

Konflik Israel-Palestina adalah salah satu konflik paling panjang dan berlarut-larut dalam sejarah dunia. Konflik ini melibatkan dua kelompok utama: bangsa Israel dan bangsa Palestina, yang tinggal di wilayah yang kini dikenal sebagai Israel dan wilayah Palestina yang mencakup Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem. Sejarah konflik ini mencakup berbagai fase yang mencerminkan berbagai aspek perjuangan, kebijakan, dan kepentingan yang saling bertentangan. Salah satu isu utama dalam konflik ini adalah pendudukan dan perampokan tanah Palestina oleh Israel.

Fase Pertama: Perjuangan Melawan Pemukiman dan Kekerasan

Pada awal abad ke-20, Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem adalah wilayah yang luas, didiami oleh penduduk Palestina yang beragam. Namun, pada tahun 1922, Kongres Amerika Serikat menyetujui dukungan terhadap pendirian Israel di Palestina, yang dikenal sebagai Deklarasi Balfour-Amerika. Pada tahun-tahun berikutnya, orang Palestina memprotes kekerasan yang dilakukan oleh pemuda-pemuda Yahudi, yang dikenal sebagai “Kebangkitan Dinding Ratapan.”

Antara tahun 1935 dan 1948, kelompok teroris Yahudi melakukan serangkaian pembunuhan massal dengan tujuan mengusir orang-orang Palestina dari tanah air mereka. Tindakan ini bertujuan membuka jalan bagi imigran Yahudi untuk menduduki tanah Palestina. PBB kemudian mencoba mengatasi masalah ini dengan mengeluarkan resolusi.

Fase Kedua: Perang Arab-Israel 1948 dan Pengusiran Penduduk Palestina

Pada tanggal 14 Mei 1948, Israel mendeklarasikan kemerdekaannya, diikuti oleh pengakuan dari Amerika Serikat. Negara-negara Arab menolak deklarasi ini dan membentuk pasukan sekutu Arab, yang terdiri dari Suriah, Mesir, Jordan, Lebanon, dan Irak. Perang pertama Arab-Israel pecah, dan akibatnya, wilayah Israel memperluas termasuk Yerusalem Barat. Mesir menguasai Jalur Gaza, sementara Jordan menguasai Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Ribuan warga Palestina menjadi pengungsi dalam konflik ini.

Fase Ketiga: Resolusi PBB dan Pembangunan Israel

Pada tahun 1949, PBB menerima Israel sebagai anggota dengan syarat agar Israel mengakui Resolusi PBB 181 dan Resolusi 194. Resolusi ini seharusnya memungkinkan pengembalian para pengungsi Palestina ke tanah air mereka. Namun, Resolusi ini tidak pernah dipatuhi oleh Israel, dan hingga kini Israel tetap menjadi anggota PBB.

Fase Keempat: Pembangunan Israel dan Perampokan Tanah Palestina

Dalam beberapa dekade terakhir, Israel terus memperluas permukiman mereka di Tepi Barat, melanggar hukum internasional. Sekarang, orang Yahudi menguasai lebih dari 85% tanah Palestina, padahal pada awal pendudukan mereka hanya menguasai sekitar 5% tanah. Dengan perlindungan Amerika Serikat dan dukungan PBB, Israel juga telah melancarkan serangan militer di berbagai negara di Timur Tengah, mengabaikan norma internasional.

Konflik Israel-Palestina terus berlanjut dengan perjuangan yang tak kunjung usai. Dalam konteks ini, penting bagi komunitas internasional untuk terus mencari solusi yang adil dan berkelanjutan untuk mengakhiri konflik ini dan memberikan hak-hak dasar kepada rakyat Palestina.