Puasa Ramadhan adalah kewajiban bagi setiap muslim yang sudah baligh dan mampu. Namun, bagaimana dengan ibu menyusui? Apakah ibu menyusui harus tetap berpuasa, atau boleh menggantinya dengan qadha atau fidyah?

Dalam Islam, ibu menyusui diberikan keringanan dalam menjalankan puasa jika dikhawatirkan berdampak pada kesehatannya atau kesehatan bayi yang disusui. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang hukum puasa bagi ibu menyusui serta cara menggantinya jika tidak mampu berpuasa.

Hukum Puasa bagi Ibu Menyusui
Islam memberikan kelonggaran bagi ibu menyusui untuk tidak berpuasa jika:

Khawatir terhadap kesehatan diri sendiri → Jika puasa menyebabkan ibu menjadi lemas, pusing, dehidrasi, atau mengalami gangguan kesehatan yang dapat membahayakan dirinya.

Khawatir terhadap kesehatan bayi → Jika puasa menyebabkan ASI berkurang sehingga bayi tidak mendapatkan nutrisi yang cukup.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka wajib baginya berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkan pada hari-hari yang lain.”
(QS. Al-Baqarah: 185)

Dari ayat ini, ibu menyusui termasuk dalam kategori yang boleh tidak berpuasa, dengan syarat menggantinya sesuai ketentuan yang ada.

Cara Mengganti Puasa bagi Ibu Menyusui
Jika seorang ibu menyusui tidak berpuasa, ada dua cara untuk menggantinya: Qadha atau Fidyah. Berikut penjelasannya:

1. Mengqadha Puasa (Mengganti Puasa di Hari Lain)
✅ Jika ibu menyusui masih mampu berpuasa di lain waktu, maka ia wajib mengganti puasanya setelah Ramadhan, sebelum datangnya Ramadhan berikutnya.

2. Membayar Fidyah (Memberi Makan Orang Miskin)
✅ Jika ibu menyusui tidak mampu mengganti puasa di kemudian hari, maka ia boleh membayar fidyah dengan memberi makan orang miskin sebanyak hari yang ditinggalkan.

3. Qadha dan Fidyah Sekaligus
✅ Menurut sebagian ulama, jika ibu menyusui tidak berpuasa karena khawatir terhadap kesehatan bayinya, maka ia wajib mengqadha dan membayar fidyah.

Tabel Ringkasan Hukum Mengganti Puasa bagi Ibu Menyusui


Berapa Besar Fidyah yang Harus Dibayarkan?
Jika ibu menyusui memilih membayar fidyah, besaran yang harus dibayarkan adalah:

Memberi makan 1 orang miskin per hari puasa yang ditinggalkan.

Atau setara dengan 0,75 kg beras per hari.

Contoh:

Jika ibu menyusui tidak berpuasa selama 10 hari, maka ia harus memberi makan 10 orang miskin atau menyumbangkan 7,5 kg beras.

Tips agar Ibu Menyusui Bisa Berpuasa dengan Sehat
Jika ibu menyusui ingin tetap berpuasa, berikut beberapa tips agar tetap sehat dan produksi ASI tetap lancar:

✅ Perbanyak cairan saat sahur dan berbuka.

✅ Konsumsi makanan bergizi tinggi protein, lemak sehat, dan vitamin.

✅ Hindari makanan berlemak dan gula berlebih agar tidak mudah lemas.

✅ Istirahat cukup dan hindari aktivitas berat.

✅ Perhatikan kondisi tubuh dan bayi, jika merasa lemah atau bayi rewel karena kurang ASI, lebih baik tidak berpuasa.


Ibu menyusui boleh tidak berpuasa jika khawatir akan kesehatannya atau kesehatan bayi. Namun, puasa yang ditinggalkan harus diganti dengan qadha atau fidyah, tergantung pada kondisi masing-masing ibu. Jika masih mampu, mengqadha lebih utama. Namun, jika tidak memungkinkan, fidyah adalah solusinya.

Sebagai ibu, kesehatan diri sendiri dan bayi adalah prioritas utama. Jika ragu apakah bisa berpuasa atau tidak, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran terbaik.

Semoga Allah memudahkan kita semua dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. Aamiin.

Puasa Ramadhan adalah ibadah wajib bagi setiap muslim yang sudah baligh dan mampu. Namun, ada kondisi tertentu yang membolehkan seseorang tidak berpuasa, seperti sakit, bepergian jauh, hamil, menyusui, atau kondisi lain yang dibenarkan oleh syariat.

Lalu, bagaimana cara mengganti puasa Ramadhan yang ditinggalkan? Apakah harus qadha (mengganti di hari lain) atau cukup dengan fidyah (memberi makan orang miskin)?

Dalam artikel ini, kita akan membahas cara mengganti puasa Ramadhan sesuai dengan kondisi yang diperbolehkan dalam Islam.


Qadha dan Fidyah dalam Islam

Dalam Islam, ada dua cara utama untuk mengganti puasa yang ditinggalkan:

  1. Qadha Puasa → Mengganti puasa yang tertinggal dengan berpuasa di hari lain setelah Ramadhan.
  2. Fidyah → Memberi makan orang miskin sebagai pengganti puasa yang tidak bisa dilakukan.

Masing-masing cara memiliki ketentuan tergantung dari alasan seseorang meninggalkan puasa.


1. Qadha Puasa Ramadhan

Apa Itu Qadha Puasa?

Qadha puasa adalah mengganti puasa yang ditinggalkan dengan berpuasa di hari lain setelah bulan Ramadhan. Ini berlaku bagi mereka yang masih mampu berpuasa di lain waktu.

Siapa yang Wajib Mengqadha Puasa?

Berikut adalah orang-orang yang wajib mengqadha puasa:

Orang yang sakit sementara

  • Jika seseorang sakit di bulan Ramadhan dan tidak mampu berpuasa, ia wajib mengganti puasanya di hari lain setelah sembuh.

Orang yang bepergian jauh (musafir)

  • Jika seseorang dalam perjalanan jauh (minimal ±80 km) dan merasa berat untuk berpuasa, ia boleh tidak berpuasa dan menggantinya di lain hari.

Wanita haid dan nifas

  • Wanita yang sedang haid atau nifas dilarang berpuasa dan wajib mengqadha puasanya di hari lain.

Ibu hamil dan menyusui (jika mampu mengganti puasa di kemudian hari)

  • Jika ibu hamil atau menyusui merasa bisa mengganti puasanya setelah Ramadhan, maka ia wajib mengqadha.

Kapan Harus Mengqadha Puasa?

Qadha puasa sebaiknya dilakukan sebelum datangnya bulan Ramadhan berikutnya. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barang siapa yang memiliki hutang puasa Ramadhan, maka hendaklah ia mengqadhanya sebelum datang bulan Ramadhan berikutnya.”
(HR. Bukhari & Muslim)

Namun, jika seseorang belum sempat mengqadha hingga bulan Ramadhan berikutnya tanpa alasan yang jelas, maka ia wajib mengqadha sekaligus membayar fidyah.


2. Membayar Fidyah untuk Mengganti Puasa

Apa Itu Fidyah?

Fidyah adalah membayar kompensasi dengan memberi makan orang miskin sebagai pengganti puasa yang tidak bisa dilakukan.

Siapa yang Boleh Mengganti Puasa dengan Fidyah?

Berikut orang-orang yang boleh mengganti puasa dengan fidyah tanpa perlu mengqadha:

Orang tua renta yang tidak mampu berpuasa

  • Jika seseorang sudah tua dan tidak mampu berpuasa lagi, maka cukup membayar fidyah tanpa qadha.

Orang sakit menahun yang tidak bisa sembuh

  • Jika seseorang mengalami penyakit kronis yang tidak memungkinkan untuk berpuasa, maka ia cukup membayar fidyah.

Ibu hamil atau menyusui yang khawatir pada bayinya

  • Jika ibu hamil atau menyusui merasa takut terhadap kesehatan bayi (bukan dirinya sendiri), maka menurut beberapa ulama ia boleh membayar fidyah tanpa harus mengqadha.

Cara Membayar Fidyah

Fidyah dapat dibayarkan dengan cara memberi makan satu orang miskin untuk setiap hari puasa yang ditinggalkan.

Berapa Besaran Fidyah?

Besaran fidyah adalah setara satu porsi makanan sehari atau 0,75 kg beras per hari puasa yang ditinggalkan.

Misalnya:

  • Jika seseorang tidak berpuasa selama 10 hari, maka ia harus memberi makan 10 orang miskin atau menyumbangkan 7,5 kg beras.

Fidyah bisa diberikan dalam bentuk makanan siap saji atau beras beserta lauknya kepada fakir miskin.

Allah SWT berfirman:

“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) untuk membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin.”
(QS. Al-Baqarah: 184)


3. Qadha atau Fidyah, Mana yang Harus Dipilih?

Setiap kondisi memiliki aturan tersendiri. Berikut tabel perbandingan antara Qadha dan Fidyah:

KondisiMengqadhaMembayar Fidyah
Sakit sementara✅ Wajib❌ Tidak perlu
Sakit menahun❌ Tidak perlu✅ Wajib
Bepergian jauh✅ Wajib❌ Tidak perlu
Wanita haid/nifas✅ Wajib❌ Tidak perlu
Ibu hamil atau menyusui (khawatir kesehatan diri)✅ Wajib❌ Tidak perlu
Ibu hamil atau menyusui (khawatir kesehatan bayi)✅ Menurut sebagian ulama✅ Boleh mengganti dengan fidyah
Orang tua renta❌ Tidak perlu✅ Wajib

Dari tabel ini, kita bisa melihat bahwa mengqadha puasa lebih utama bagi mereka yang masih mampu, sedangkan fidyah hanya untuk yang tidak mampu berpuasa sama sekali.


Mengganti puasa Ramadhan bisa dilakukan dengan qadha atau fidyah, tergantung pada kondisi seseorang:
✅ Jika masih mampu berpuasa, wajib mengqadha.
✅ Jika tidak mampu sama sekali (seperti orang tua renta atau sakit kronis), cukup membayar fidyah.
✅ Ibu hamil atau menyusui bisa memilih qadha atau fidyah tergantung kondisinya.

Karena puasa Ramadhan adalah kewajiban, sebaiknya kita segera menggantinya sesuai dengan ketentuan yang telah dijelaskan.

Semoga Allah memudahkan kita dalam menunaikan ibadah ini. Aamiin.

Bulan Ramadhan adalah bulan penuh keberkahan yang selalu dinanti oleh umat Islam di seluruh dunia. Tidak hanya sebagai bulan ibadah, tetapi juga bulan yang memiliki berbagai keutamaan. Puasa Ramadhan sendiri bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menjadi sarana untuk meningkatkan ketakwaan, membersihkan jiwa, serta memperoleh banyak pahala.

Lalu, apa saja keutamaan puasa Ramadhan? Simak ulasan berikut!

1. Puasa Ramadhan adalah Perintah Allah dan Rukun Islam

Puasa Ramadhan merupakan salah satu dari lima rukun Islam. Kewajiban ini disebutkan dalam firman Allah:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
(QS. Al-Baqarah: 183)

Sebagai bagian dari rukun Islam, puasa Ramadhan wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang sudah baligh dan mampu.

2. Menghapus Dosa dan Mendapat Ampunan

Puasa Ramadhan tidak hanya mendidik kesabaran, tetapi juga menjadi jalan untuk mendapatkan ampunan dosa. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
(HR. Bukhari & Muslim)

Oleh karena itu, amalan di bulan Ramadhan menjadi kesempatan besar bagi setiap muslim untuk memperbaiki diri.

3. Pahala Puasa yang Tak Terbatas

Puasa adalah ibadah yang memiliki keistimewaan tersendiri. Dalam hadits qudsi, Allah berfirman:

“Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya.”
(HR. Bukhari & Muslim)

Pahala puasa Ramadhan tidak terbatas, karena Allah sendiri yang akan membalasnya dengan rahmat-Nya.

4. Doa Mustajab Saat Berbuka Puasa

Keutamaan puasa Ramadhan lainnya adalah doa saat berbuka puasa yang mustajab. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tiga orang yang doanya tidak tertolak: orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang dizalimi.”
(HR. Tirmidzi)

Jadi, jangan lupa untuk berdoa sebelum berbuka puasa karena saat itu adalah waktu yang mustajab.

5. Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental

Secara ilmiah, puasa Ramadhan memiliki manfaat kesehatan seperti:
✅ Menjaga keseimbangan metabolisme
✅ Meningkatkan fungsi otak dan daya ingat
✅ Detoksifikasi tubuh
✅ Menurunkan risiko penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi

Selain itu, puasa juga membantu mengontrol emosi, mengurangi stres, dan meningkatkan ketenangan jiwa.

6. Puasa Ramadhan Melatih Kesabaran dan Disiplin

Dalam puasa, seseorang tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, termasuk amarah, perkataan buruk, dan perbuatan sia-sia. Ini melatih kesabaran, kedisiplinan, dan pengendalian diri, yang sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

7. Pintu Surga Dibuka, Pintu Neraka Ditutup

Puasa Ramadhan adalah amalan yang memiliki keistimewaan besar di sisi Allah. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Ketika bulan Ramadhan tiba, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.”
(HR. Bukhari & Muslim)

Ini menunjukkan bahwa bulan Ramadhan adalah kesempatan emas untuk memperbanyak ibadah dan menjauhi maksiat.

8. Malam Lailatul Qadar yang Lebih Baik dari 1000 Bulan

Bulan Ramadhan menjadi semakin istimewa karena adanya Malam Lailatul Qadar, yang lebih baik dari seribu bulan. Allah berfirman:

“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.”
(QS. Al-Qadr: 3)

Beribadah di malam ini akan mendapatkan pahala yang luar biasa, setara dengan ibadah selama lebih dari 83 tahun!

9. Amalan di Bulan Ramadhan Dilipatgandakan

Selain puasa, amalan bulan Ramadhan lainnya seperti shalat tarawih, sedekah, membaca Al-Qur’an, dan berbagi makanan berbuka puasa juga akan mendapat pahala yang berlipat ganda. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barang siapa yang memberikan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut.”
(HR. Tirmidzi)

10. Bulan yang Penuh Berkah dan Kebersamaan

Ramadhan juga dikenal sebagai bulan berbagi. Banyak orang yang berlomba-lomba untuk bersedekah, baik dengan berbagi makanan berbuka puasa, sedekah Al-Qur’an, maupun membantu mereka yang membutuhkan.

Kebersamaan dengan keluarga dan komunitas pun terasa lebih erat saat melaksanakan sahur, berbuka puasa, hingga shalat tarawih berjamaah.

Kesimpulan

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh keutamaan dan berkah. Puasa Ramadhan tidak hanya melatih kesabaran, tetapi juga menjadi jalan untuk meraih pahala berlipat ganda, mendapatkan ampunan dosa, serta memperoleh kesehatan fisik dan mental.

Sudahkah kamu mempersiapkan diri untuk menyambut bulan suci ini?

Puasa Ramadhan adalah kewajiban bagi setiap Muslim, namun ada kondisi tertentu yang membuat seseorang tidak bisa menjalankannya, seperti sakit kronis, usia lanjut, atau wanita hamil dan menyusui yang tidak mampu berpuasa. Jika puasa ditinggalkan dan tidak dapat diganti (qadha), maka wajib membayar fidyah.

Namun, bagaimana jika seseorang lupa berapa jumlah hari yang telah ia tinggalkan? Apakah masih wajib membayar fidyah, dan bagaimana cara menghitungnya?

Hukum Membayar Fidyah Jika Lupa Jumlah Hari yang Ditinggalkan

Menurut para ulama, jika seseorang tidak bisa mengingat dengan pasti berapa hari ia meninggalkan puasa, maka ia wajib berusaha memperkirakan jumlah hari yang paling mendekati kenyataan. Ini berdasarkan kaidah fiqih:

“Apa yang masih mungkin dikerjakan tidak gugur hanya karena ada kesulitan.”
(Al-Maysur Lā Yasqut bil-Ma’sur)

Artinya, jika seseorang tidak bisa menentukan jumlah pastinya, maka ia tetap harus berusaha membayar fidyah dengan jumlah yang paling mendekati.

Cara Menghitung Fidyah Jika Lupa Jumlah Hari yang Ditinggalkan

Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan:

  1. Mengingat dan Memperkirakan dengan Jujur
    Coba ingat kembali berapa hari kira-kira puasa yang ditinggalkan. Jika masih sulit, gunakan perkiraan jumlah hari maksimum yang mungkin ditinggalkan untuk berjaga-jaga.
  2. Menggunakan Pendapat Ulama dalam Penentuan Jumlah. Para ulama menyarankan untuk mengambil jumlah yang lebih aman. Misalnya, jika ragu antara 20 atau 25 hari, maka lebih baik membayar fidyah untuk 25 hari.
  3. Membayar Fidyah Sesuai Kemampuan Secara Bertahap
    Jika jumlahnya besar dan sulit dibayarkan sekaligus, fidyah bisa dibayarkan secara bertahap selama orang tersebut masih hidup.

Cara Membayar Fidyah

  1. Memberikan Makanan kepada Fakir Miskin
    Fidyah harus diberikan dalam bentuk makanan kepada fakir miskin. Cara yang bisa dilakukan: Menyediakan makanan siap santap (misalnya nasi dan lauk) sebanyak jumlah hari yang ditinggalkan.

Memberikan bahan pokok (beras) sebanyak 1 mud per hari (~750 gram beras per hari).

2. Memberikan Fidyah dalam Bentuk Uang (Pendapat Mazhab Hanafi)
Jika mengikuti mazhab Hanafi, fidyah boleh diganti dengan uang senilai makanan yang seharusnya diberikan, lalu disalurkan kepada fakir miskin.

3. Menyalurkan Fidyah Melalui Lembaga Amil Zakat
Jika sulit menyalurkan sendiri, fidyah bisa diberikan kepada Lembaga Amil Zakat yang akan menyalurkan kepada fakir miskin.

Contoh Perhitungan Fidyah

Misalkan seseorang ragu apakah ia meninggalkan 20 atau 25 hari puasa, maka:

Ia sebaiknya memilih jumlah lebih besar, yaitu 25 hari untuk berjaga-jaga.

Jika memilih bentuk beras, maka 25 × 750 gram = 18,75 kg beras diberikan kepada fakir miskin.

Jika memilih bentuk makanan siap santap, maka harus memberikan 25 porsi makanan.

Jika menggunakan pendapat mazhab Hanafi, bisa mengganti dengan uang sesuai harga makanan (misalnya Rp 28.000 per hari × 25 hari = Rp 700.000).

Mudahnya Membayar Fidyah Secara Online

Bagi Anda yang ingin menunaikan fidyah dengan lebih praktis, kini pembayaran fidyah bisa dilakukan secara online melalui lembaga terpercaya seperti BMT ANDA. Anda tidak perlu repot mencari fakir miskin sendiri, karena fidyah Anda akan disalurkan kepada yang berhak.

Mengapa Memilih BMT ANDA?

✅ Tepat Sasaran – Fidyah Anda disalurkan langsung kepada fakir miskin yang membutuhkan.
✅ Praktis dan Mudah – Bisa dilakukan kapan saja dan dari mana saja.
✅ Transparan – Anda mendapatkan laporan penyaluran fidyah.

Bayar fidyah Anda sekarang melalui BMT ANDA!
Klik di sini untuk menunaikan fidyah Anda

Jika lupa jumlah hari yang ditinggalkan, wajib memperkirakan jumlah yang paling mendekati.

  • Ambil jumlah yang lebih aman jika masih ragu.
  • Fidyah bisa dibayar dalam bentuk makanan siap santap, bahan pokok (beras), atau uang (menurut Mazhab Hanafi).
  • Bisa dibayarkan bertahap jika jumlahnya besar dan sulit dibayar sekaligus.

Untuk memudahkan pembayaran fidyah dan memastikan fidyah Anda sampai kepada fakir miskin, gunakan layanan online dari BMT ANDA. Tunaikan fidyah Anda sekarang dan raih keberkahan!

Banyak orang masih bingung dengan perbedaan antara fidyah dan zakat. Kedua kewajiban ini memang berkaitan dengan ibadah dalam Islam, tetapi memiliki tujuan dan penerima yang berbeda. Agar tidak salah dalam membayarkan kewajiban ini, mari kita bahas apa perbedaan fidyah dan zakat serta bagaimana cara membayarnya dengan benar.

Apa Itu Fidyah?

Fidyah adalah kompensasi yang harus dibayarkan oleh seseorang yang tidak mampu berpuasa di bulan Ramadhan dan tidak memungkinkan untuk menggantinya di lain waktu. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT:

“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.”
(QS. Al-Baqarah: 184)

Siapa yang Wajib Membayar Fidyah?

✅ Lansia renta yang tidak mampu berpuasa dan tidak bisa menggantinya.
✅ Orang sakit kronis yang tidak memiliki harapan sembuh.
✅ Ibu hamil atau menyusui yang meninggalkan puasa karena khawatir terhadap kesehatan bayi atau dirinya sendiri.

Cara Membayar Fidyah

Bentuk pembayaran: Fidyah biasanya diberikan dalam bentuk makanan pokok atau makanan siap santap kepada fakir miskin.

Besaran fidyah: Rp 28.000 per hari puasa yang ditinggalkan.

Penyaluran: Dianjurkan menyalurkan melalui lembaga zakat terpercaya seperti BMT ANDA.

Apa Itu Zakat?

Zakat adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang memiliki harta yang telah mencapai nisab untuk membersihkan dan menyucikan hartanya. Allah SWT berfirman:

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka.”
(QS. At-Taubah: 103)

Siapa yang Wajib Membayar Zakat?

✅ Muslim yang hartanya telah mencapai nisab (batas minimum zakat).
✅ Orang yang memiliki simpanan emas, perak, atau harta produktif lainnya yang sudah melewati haul (1 tahun kepemilikan).
✅ Petani dan pedagang yang memiliki hasil pertanian atau keuntungan dagang dalam jumlah tertentu.

Cara Membayar Zakat

  • Jenis zakat: Zakat fitrah (wajib dibayar sebelum Idul Fitri) dan zakat mal (zakat harta seperti emas, perak, penghasilan, dll).
  • Bentuk pembayaran: Bisa dalam bentuk makanan pokok (untuk zakat fitrah) atau dalam bentuk uang (untuk zakat mal).
  • Penerima zakat: Terdiri dari 8 golongan penerima zakat yang disebutkan dalam Al-Qur’an, termasuk fakir, miskin, dan amil zakat.

Perbedaan Fidyah dan Zakat

Kini, Anda tidak perlu repot mencari penerima fidyah atau zakat. BMT ANDA menyediakan layanan pembayaran fidyah dan zakat secara online, cepat, dan tepat sasaran.

Tunaikan fidyah dan zakat Anda sekarang!
✅ Mudah dan Praktis – Bisa dilakukan kapan saja, dari mana saja.
✅ Tepat Sasaran – Dijamin diterima oleh fakir miskin dan yang berhak.
✅ Transparan – Anda mendapatkan laporan distribusi yang jelas.

Klik di sini untuk membayar Fidyah

Klik di sini untuk membayar zakat Maal

Klik di sini untuk membayar zakat Fitrah

Meskipun sama-sama kewajiban dalam Islam, fidyah dan zakat memiliki tujuan, cara pembayaran, dan penerima yang berbeda. Jangan sampai salah dalam menunaikan kewajiban ini! Untuk mempermudah, Anda dapat membayarnya melalui BMT ANDA, lembaga terpercaya yang memastikan fidyah dan zakat Anda disalurkan dengan benar. Segera tunaikan sekarang dan raih keberkahan!

Bayangkan seseorang yang ingin menjalankan ibadah puasa Ramadhan, tetapi karena kondisi kesehatannya yang tidak memungkinkan, ia harus meninggalkannya. Bagi orang yang mengalami sakit kronis dan tidak memiliki harapan sembuh, Islam memberikan keringanan berupa pembayaran fidyah sebagai pengganti puasa yang tidak dapat dilakukan. Lalu, berapa besaran fidyah yang harus dibayarkan dan bagaimana cara membayarnya? Simak penjelasannya di bawah ini.

Hukum Fidyah untuk Orang yang Sakit Kronis

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.”
(QS. Al-Baqarah: 184)

Dari ayat ini, ulama sepakat bahwa seseorang yang tidak mampu berpuasa karena kondisi kesehatan yang permanen diwajibkan membayar fidyah sebagai pengganti puasa yang ditinggalkan.

Siapa yang Wajib Membayar Fidyah?

  • Fidyah wajib dibayarkan oleh orang-orang dengan kondisi berikut:
  • Orang yang sakit kronis dan tidak memiliki kemungkinan untuk sembuh sehingga tidak mampu berpuasa.
  • Lansia renta yang secara fisik tidak kuat menjalankan puasa.
  • Orang yang memiliki kondisi medis yang berbahaya jika tetap berpuasa berdasarkan rekomendasi dokter.

Berapa Besaran Fidyah yang Harus Dibayarkan?

Besaran fidyah yang harus dibayarkan adalah Rp 28.000 per hari puasa yang ditinggalkan. Jumlah ini setara dengan harga makanan pokok yang cukup untuk satu orang miskin.

Contoh perhitungan:

Jika seseorang tidak berpuasa selama 30 hari, maka fidyah yang harus dibayarkan adalah 30 x Rp 28.000 = Rp 840.000.

Bagaimana Cara Membayar Fidyah?

  • Menghitung jumlah hari puasa yang ditinggalkan.
  • Menyiapkan fidyah dalam bentuk uang sebesar Rp 28.000 per hari.
  • Menyalurkan fidyah kepada fakir miskin yang berhak menerimanya.
  • Fidyah bisa dibayarkan sekaligus atau dicicil sesuai kemampuan.

Metode Pembayaran Fidyah

  • Membayar Fidyah dengan Makanan
    Fidyah dapat diberikan dalam bentuk makanan siap saji atau bahan makanan pokok yang mencukupi kebutuhan fakir miskin.
  • Membayar Fidyah dengan Uang
    Menurut mayoritas ulama, fidyah sebaiknya diberikan dalam bentuk makanan pokok kepada fakir miskin. Namun, dalam kondisi tertentu, fidyah dapat diberikan dalam bentuk uang kepada lembaga yang akan mengonversikannya menjadi makanan bagi mereka yang berhak menerimanya.

Membayar Fidyah Secara Online

Kini, fidyah dapat dibayarkan secara online melalui lembaga zakat terpercaya seperti BMT ANDA. Metode ini sangat praktis dan memastikan bahwa fidyah yang Anda bayarkan sampai kepada yang berhak.

Bayar fidyah Anda sekarang melalui BMT ANDA!
Klik link berikut untuk menunaikan fidyah dengan mudah: BMT ANDA – Bayar Fidyah Online

Orang yang sakit kronis dan tidak mampu berpuasa diwajibkan membayar fidyah sebagai pengganti puasanya. Besaran fidyah adalah Rp 28.000 per hari, sehingga jika meninggalkan puasa selama satu bulan penuh, jumlah fidyah yang harus dibayarkan adalah Rp 840.000. Kini, pembayaran fidyah menjadi lebih mudah dengan layanan BMT ANDA, sehingga Anda dapat menunaikan kewajiban ini dengan lebih praktis dan tepat sasaran.

Semoga artikel ini membantu Anda memahami kewajiban fidyah bagi orang yang sakit kronis dan menunaikannya dengan benar!

Puasa Ramadhan adalah kewajiban bagi setiap Muslim, tetapi Islam memberikan keringanan bagi ibu hamil yang tidak mampu menjalankannya. Jika seorang ibu hamil tidak berpuasa selama satu bulan penuh, ia wajib membayar fidyah sebagai ganti puasa yang ditinggalkan. Lalu, berapa besaran fidyah yang harus dibayarkan, dan bagaimana cara membayarnya? Simak penjelasan berikut.

Hukum Fidyah untuk Ibu Hamil

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.”
(QS. Al-Baqarah: 184)

Menurut sebagian ulama, ibu hamil yang tidak berpuasa karena khawatir terhadap kesehatan bayi atau dirinya sendiri diwajibkan membayar fidyah. Namun, jika kondisinya memungkinkan, ia dapat mengganti puasanya dengan qadha setelah melahirkan.

Besaran Fidyah untuk Ibu Hamil Selama 1 Bulan

Besaran fidyah yang harus dibayarkan adalah Rp 28.000 per hari puasa yang ditinggalkan. Jika seorang ibu hamil tidak berpuasa selama 30 hari, maka jumlah fidyah yang harus dibayarkan adalah:

30 x Rp 28.000 = Rp 840.000

Cara Membayar Fidyah untuk Ibu Hamil

  1. Menghitung jumlah hari puasa yang ditinggalkan.
  2. Menyiapkan fidyah dalam bentuk uang sebesar Rp 28.000 per hari.
  3. Menyalurkan fidyah kepada fakir miskin yang berhak menerimanya.
  4. Fidyah bisa dibayarkan sekaligus atau dicicil sesuai kemampuan.

Cara Bayar Fidyah dengan Uang

Jika ingin membayar fidyah dalam bentuk uang, langkah-langkahnya adalah:

  • Menghitung jumlah fidyah sesuai ketetapan (Rp 28.000 per hari).
  • Menyalurkan uang fidyah kepada fakir miskin secara langsung.
  • Membayar fidyah melalui lembaga zakat terpercaya yang akan menyalurkannya kepada penerima yang berhak.

Fidyah Online: Cara Mudah Membayar Fidyah

Kini, fidyah dapat dibayarkan secara online melalui lembaga zakat terpercaya seperti BMT ANDA. Dengan metode ini, pembayaran fidyah menjadi lebih praktis dan dapat langsung disalurkan kepada fakir miskin yang membutuhkan.

Bayar fidyah Anda sekarang melalui BMT ANDA!
Klik link berikut untuk menunaikan fidyah dengan mudah: BMT ANDA – Bayar Fidyah Online

Kesimpulan

Ibu hamil yang tidak berpuasa selama satu bulan penuh wajib membayar fidyah sebagai pengganti puasanya. Besaran fidyah adalah Rp 28.000 per hari, sehingga total fidyah selama satu bulan adalah Rp 840.000. Pembayaran fidyah kini semakin mudah melalui layanan BMT ANDA, sehingga Anda dapat menunaikannya dengan lebih cepat dan praktis.

Semoga artikel ini bermanfaat dan membantu ibu hamil yang ingin menunaikan fidyah dengan benar!

Puasa Ramadhan adalah kewajiban bagi setiap Muslim, namun ada kondisi tertentu di mana seseorang diperbolehkan tidak berpuasa, salah satunya adalah ibu hamil. Dalam Islam, ibu hamil yang tidak berpuasa karena khawatir terhadap kesehatan diri sendiri atau bayinya diwajibkan untuk membayar fidyah. Artikel ini akan membahas besaran fidyah yang harus dibayarkan serta cara membayarnya dengan benar.

Hukum Membayar Fidyah bagi Ibu Hamil

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.”
(QS. Al-Baqarah: 184)

Dalam hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sesungguhnya Allah meringankan separuh shalat dan puasa bagi musafir, dan bagi wanita hamil dan menyusui.”
(HR. Abu Dawud)

Berdasarkan dalil di atas, para ulama berpendapat bahwa ibu hamil yang tidak berpuasa karena kekhawatiran terhadap janin atau dirinya sendiri harus membayar fidyah sebagai pengganti puasa yang ditinggalkan.

Berapa Besaran Fidyah untuk Ibu Hamil?

Besaran fidyah yang harus dibayarkan adalah Rp 28.000 per hari puasa yang ditinggalkan. Fidyah ini digunakan untuk memberi makan fakir miskin sesuai dengan harga makanan pokok di daerah setempat.

Contoh perhitungan:

Jika seorang ibu hamil tidak berpuasa selama 30 hari, maka fidyah yang harus dibayarkan adalah 30 x Rp 28.000 = Rp 840.000.

Cara Membayar Fidyah untuk Ibu Hamil

  • Menghitung jumlah hari puasa yang ditinggalkan.
  • Menyiapkan fidyah dalam bentuk uang atau makanan pokok sebesar Rp 28.000 per hari.
  • Menyalurkan fidyah kepada fakir miskin yang berhak menerimanya.
  • Fidyah bisa dibayarkan sekaligus atau dicicil sesuai kemampuan.

Cara Bayar Fidyah dengan Uang

  • Jika ingin membayar fidyah dalam bentuk uang, langkah-langkahnya adalah:
  • Menentukan jumlah fidyah sesuai ketetapan (Rp 28.000 per hari).
  • Menyerahkan uang fidyah kepada fakir miskin secara langsung.
  • Membayar fidyah melalui lembaga zakat terpercaya yang akan menyalurkannya kepada penerima yang berhak.

Fidyah Online: Cara Mudah Membayar Fidyah

Saat ini, fidyah dapat dibayarkan secara online melalui lembaga zakat terpercaya seperti BMT ANDA. Dengan metode ini, pembayaran fidyah menjadi lebih praktis dan dapat langsung disalurkan kepada fakir miskin.

Bayar fidyah Anda sekarang melalui BMT ANDA!
Klik link berikut untuk menunaikan fidyah dengan mudah: BMT ANDA – Bayar Fidyah Online

Ibu hamil yang tidak berpuasa di bulan Ramadhan wajib membayar fidyah sebagai pengganti puasa yang ditinggalkan. Besaran fidyah adalah Rp 28.000 per hari, yang dapat dibayarkan dalam bentuk uang atau makanan pokok kepada fakir miskin. Pembayaran fidyah kini semakin mudah melalui layanan BMT ANDA, sehingga Anda dapat menunaikannya dengan lebih cepat dan praktis.

Semoga artikel ini bermanfaat dan membantu ibu hamil yang ingin menunaikan fidyah dengan benar!

Puasa Ramadhan adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu melaksanakannya. Namun, dalam kondisi tertentu, seseorang yang sakit tidak mampu menjalankan puasa dan diperbolehkan untuk menggantinya dengan fidyah. Artikel ini akan membahas cara bayar fidyah puasa untuk orang sakit yang tidak bisa berpuasa secara lengkap dan sesuai dengan syariat Islam.

Dasar Hukum Membayar Fidyah untuk Orang Sakit

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.”
(QS. Al-Baqarah: 184)

Hadits Rasulullah ﷺ juga menyebutkan:

“Barang siapa yang sudah tua renta dan tidak mampu berpuasa, maka ia harus memberikan makan kepada seorang miskin setiap hari sebagai ganti puasanya.”
(HR. Abu Dawud)

Dari ayat dan hadits di atas, para ulama menyepakati bahwa fidyah wajib dibayarkan oleh orang yang sakit kronis atau kondisi medisnya tidak memungkinkan untuk berpuasa sepanjang hidupnya.

Siapa yang Wajib Membayar Fidyah karena Sakit?

  • Orang yang sakit kronis atau tidak ada harapan sembuh, sehingga tidak mungkin berpuasa lagi.
  • Orang sakit yang disarankan dokter untuk tidak berpuasa karena berisiko memperburuk kondisi kesehatannya.
  • Lansia yang lemah dan tidak memiliki kemampuan fisik untuk berpuasa lagi.
  • Berapa Besaran Fidyah untuk Orang Sakit?

Besaran fidyah yang harus dibayarkan adalah Rp 28.000 per hari puasa yang ditinggalkan. Jumlah ini didasarkan pada harga makanan pokok yang cukup untuk memberi makan satu orang miskin per hari.

Contoh perhitungan:

Jika seseorang tidak berpuasa selama 30 hari karena sakit kronis, maka fidyah yang harus dibayarkan adalah 30 x Rp 28.000 = Rp 840.000.

Cara Membayar Fidyah untuk Orang Sakit

  • Menentukan jumlah hari puasa yang tidak bisa dilakukan.
  • Menyiapkan fidyah dalam bentuk makanan atau uang sebesar Rp 28.000 per hari.
  • Menyalurkan fidyah kepada fakir miskin yang berhak menerimanya.
  • Fidyah dapat dibayarkan sekaligus atau dicicil sesuai kemampuan.

Cara Bayar Fidyah dengan Uang

Membayar fidyah dalam bentuk uang diperbolehkan jika digunakan untuk membeli makanan bagi fakir miskin. Berikut langkah-langkahnya:

Menghitung jumlah fidyah yang harus dibayarkan (Rp 28.000 per hari).

Menyalurkan fidyah secara langsung kepada fakir miskin.

Membayar fidyah melalui lembaga zakat terpercaya agar penyalurannya lebih efektif dan tepat sasaran.

Fidyah Online: Cara Mudah Membayar Fidyah

Kini, pembayaran fidyah dapat dilakukan secara online melalui lembaga zakat terpercaya seperti BMT ANDA. Dengan membayar fidyah secara online, Anda tidak perlu repot mencari penerima yang berhak, karena lembaga akan menyalurkan fidyah kepada yang membutuhkan.

Bayar fidyah Anda sekarang melalui BMT ANDA!
Klik link berikut untuk menunaikan fidyah dengan mudah: BMT ANDA – Bayar Fidyah Online

Fidyah adalah solusi bagi orang yang sakit kronis dan tidak mampu mengganti puasa dengan qadha. Besaran fidyah yang perlu dibayarkan adalah Rp 28.000 per hari, yang dapat disalurkan dalam bentuk makanan atau uang kepada fakir miskin. Pembayaran fidyah kini semakin mudah melalui lembaga zakat terpercaya seperti BMT ANDA.

Semoga artikel ini bermanfaat dan membantu Anda menunaikan kewajiban fidyah dengan benar!

Puasa Ramadhan adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang sudah baligh dan mampu melaksanakannya. Namun, ada beberapa kondisi di mana seseorang tidak dapat menjalankan puasa dan harus menggantinya dengan fidyah. Artikel ini akan membahas tata cara bayar fidyah puasa Ramadhan yang benar sesuai dengan ketentuan Islam.

Apa Itu Fidyah?

Fidyah adalah bentuk kompensasi yang wajib dibayarkan oleh seseorang yang tidak dapat berpuasa dan tidak memungkinkan untuk menggantinya di hari lain. Pembayaran fidyah dilakukan dalam bentuk makanan pokok atau uang yang diberikan kepada orang yang berhak menerimanya.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.”
(QS. Al-Baqarah: 184)

Dari hadits Rasulullah ﷺ, disebutkan:

“Barang siapa yang sudah tua renta dan tidak mampu berpuasa, maka ia harus memberikan makan kepada seorang miskin setiap hari sebagai ganti puasanya.”
(HR. Abu Dawud)

Siapa yang Wajib Membayar Fidyah?

  • Tidak semua orang yang meninggalkan puasa wajib membayar fidyah. Berikut adalah kategori orang yang diwajibkan membayar fidyah:
  • Orang tua lanjut usia yang sudah tidak mampu berpuasa dan tidak memiliki harapan untuk bisa menggantinya.
  • Orang sakit kronis yang secara medis tidak memungkinkan untuk berpuasa.
  • Ibu hamil dan menyusui yang khawatir terhadap kondisi bayi dan dirinya sendiri (menurut beberapa pendapat ulama).
  • Orang yang sudah meninggal dan masih memiliki hutang puasa (fidyah dapat dibayarkan oleh ahli warisnya).

Berapa Besaran Fidyah?

Besaran fidyah yang harus dibayarkan adalah Rp 28.000 per hari puasa yang ditinggalkan. Jumlah ini disesuaikan dengan harga makanan pokok di daerah setempat.

Contoh perhitungan:

Jika seseorang tidak berpuasa selama 10 hari, maka fidyah yang harus dibayarkan adalah 10 x Rp 28.000 = Rp 280.000.

Tata Cara Membayar Fidyah

  • Menentukan jumlah hari puasa yang ditinggalkan.
  • Menyiapkan fidyah dalam bentuk uang sebesar Rp 28.000 per hari.
  • Menyalurkan fidyah kepada orang yang berhak menerimanya, yaitu fakir miskin.
  • Fidyah bisa diberikan sekaligus atau dicicil per hari.

Cara Bayar Fidyah dalam Bentuk Uang

Jika ingin membayar fidyah dengan uang, caranya adalah:

Menentukan nilai fidyah sesuai ketetapan (Rp 28.000 per hari).

Menyalurkan uang fidyah melalui lembaga amil zakat terpercaya.

Fidyah Online: Alternatif Mudah Membayar Fidyah

Saat ini, Anda dapat membayar fidyah secara online melalui lembaga zakat terpercaya, termasuk BMT ANDA. Dengan metode ini, fidyah dapat ditunaikan dengan mudah tanpa harus mencari penerima sendiri.

Bayar fidyah Anda sekarang melalui BMT ANDA!

Klik link berikut untuk menunaikan fidyah dengan mudah: BMT ANDA – Bayar Fidyah Online

Membayar fidyah adalah kewajiban bagi mereka yang tidak mampu mengganti puasa dengan qadha. Fidyah dapat dibayarkan dalam bentuk makanan pokok atau uang dan harus diberikan kepada fakir miskin. Dengan memahami tata cara membayar fidyah yang benar, kita dapat menunaikan kewajiban ini sesuai dengan ketentuan Islam.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi yang ingin menunaikan fidyah dengan benar. Jangan ragu untuk menunaikan fidyah Anda melalui BMT ANDA agar lebih mudah dan tepat sasaran!