Mengapa Menghardik Anak Yatim Dikatakan Sebagai Pendusta Agama?
Agama Islam adalah agama yang penuh dengan nilai-nilai kasih sayang, keadilan, dan kepedulian sosial. Islam tidak hanya mengajarkan ibadah ritual seperti shalat dan puasa, tetapi juga menekankan pentingnya perilaku baik terhadap sesama manusia, terutama mereka yang berada dalam kesulitan seperti anak yatim. Dalam surah Al-Ma’un, Allah SWT memberikan peringatan keras kepada mereka yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan kepada fakir miskin. Mengapa tindakan ini disebut sebagai bentuk pendustaan terhadap agama? Berikut adalah beberapa alasan yang mendasarinya:
1. Kurangnya Kasih Sayang dan Perhatian
Islam sangat menekankan pentingnya kasih sayang dan perhatian kepada sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan seperti anak yatim. Dalam hadits Rasulullah SAW, disebutkan bahwa orang yang menyantuni anak yatim akan dekat dengan Nabi di surga. Sebaliknya, menghardik anak yatim menunjukkan kurangnya sifat kasih sayang, yang merupakan inti dari ajaran Islam. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Ma’un ayat 2:
“Itulah orang yang menghardik anak yatim.”
Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang menghardik anak yatim telah mengabaikan salah satu nilai dasar dalam Islam, yaitu kasih sayang.
2. Kezaliman dan Penghinaan
Menghardik anak yatim adalah bentuk kezaliman dan penghinaan terhadap mereka yang seharusnya mendapatkan perhatian dan perlindungan. Tindakan ini berlawanan dengan prinsip keadilan dan kepedulian sosial dalam Islam. Allah SWT sangat mencintai hamba-Nya yang berlaku adil dan peduli terhadap sesama. Dalam surah Al-Baqarah ayat 220, Allah SWT berfirman:
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim. Katakanlah: ‘Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik.”
Ayat ini menunjukkan bahwa memperlakukan anak yatim dengan baik adalah suatu perbuatan yang dianjurkan dan disukai oleh Allah SWT.
3. Tidak Mematuhi Perintah Allah dan Rasul-Nya
Allah dan Rasulullah SAW telah memberikan perintah jelas untuk memperlakukan anak yatim dengan baik. Mengabaikan perintah ini berarti mengingkari ajaran agama. Dalam berbagai hadits, Rasulullah SAW menegaskan pentingnya menyantuni anak yatim. Misalnya, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:
“Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini,” kemudian beliau mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau, serta agak merenggangkan keduanya.”
Mengabaikan perintah ini menunjukkan kurangnya kepatuhan terhadap ajaran Islam dan dianggap sebagai bentuk pendustaan terhadap agama.
4. Cermin dari Kehidupan Beragama yang Hanya Formalitas
Orang yang menghardik anak yatim seringkali juga melakukan ibadah hanya sebagai formalitas tanpa memahami esensinya. Ini mencerminkan sikap munafik dan riya, yang juga merupakan bentuk pendustaan terhadap agama. Dalam surah Al-Ma’un, Allah SWT menyebut orang yang lalai dalam shalatnya dan hanya riya dalam beribadah:
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, yang berbuat riya.”
Sikap munafik dan hanya beribadah untuk pamer tanpa memperhatikan nilai-nilai kasih sayang dan kepedulian sosial menunjukkan kurangnya penghayatan terhadap ajaran Islam yang sebenarnya.
5. Dampak Sosial yang Negatif
Anak yatim yang tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang dapat mengalami berbagai kesulitan dalam hidupnya. Menghardik mereka tidak hanya merugikan individu tersebut, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Islam mengajarkan bahwa kesejahteraan sosial adalah tanggung jawab bersama. Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda:
“Bukanlah dari golongan kami, orang yang tidak menyayangi anak kecil kami dan tidak menghormati orang tua kami.”
Hadits ini menekankan pentingnya saling menyayangi dan menghormati dalam masyarakat. Mengabaikan anak yatim dan memperlakukan mereka dengan kasar menunjukkan kurangnya kesadaran sosial dan tanggung jawab terhadap sesama.
Menghardik anak yatim adalah bentuk pendustaan terhadap agama Islam karena bertentangan dengan nilai-nilai kasih sayang, keadilan, dan kepedulian sosial yang diajarkan oleh agama. Tindakan ini menunjukkan kurangnya penghayatan terhadap ajaran Islam dan bisa membawa dampak negatif baik bagi individu maupun masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk memperlakukan anak yatim dengan baik, memberikan perhatian dan kasih sayang yang mereka butuhkan, serta mengajak orang lain untuk berbuat baik kepada mereka. Dengan demikian, kita bisa menjalankan ajaran Islam dengan benar dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.