Hidup Hanya Sekali?
Banyak orang beranggapan bahwa “hidup hanya sekali” atau sering kita dengar dengan istilah seperti “hidup cuman sekali,” “hidup itu cuma sekali,” atau “hidup ini hanya sekali.” Pandangan ini sering kali menjadi alasan untuk mengejar kenikmatan duniawi tanpa memikirkan kehidupan setelah kematian. Kalimat-kalimat seperti “hidup hanya satu kali” atau “kehidupan hanya sekali nikmati hidupmu” memunculkan sikap bahwa dunia adalah satu-satunya tempat untuk bersenang-senang. Namun, ajaran Islam dengan jelas mengingatkan kita bahwa kehidupan dunia ini hanyalah persinggahan sementara. Kehidupan yang sesungguhnya dimulai setelah kita meninggalkan dunia ini, yaitu di akhirat.
Kehidupan Dunia Hanya Sementara, Akhirat Kekal
Al-Qur’an memberikan penegasan bahwa kehidupan dunia bukanlah tujuan akhir, melainkan persiapan untuk kehidupan setelah mati. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.”
— (QS. Al-Ankabut: 64)
Ayat ini dengan tegas menunjukkan bahwa kehidupan di dunia hanyalah permainan dan kesenangan sementara. Sementara kehidupan yang kekal dan hakiki ada di akhirat. Oleh karena itu, anggapan bahwa hidup hanya satu kali atau hidup hanya sekali tidak sejalan dengan ajaran Islam. Sebaliknya, kita harus sadar bahwa ada kehidupan yang lebih panjang dan lebih penting setelah kehidupan dunia ini.
Allah juga mengingatkan dalam firman-Nya:
“Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya.”
— (QS. Al-Hadid: 20)
Kesenangan duniawi yang sering diutamakan oleh mereka yang berpikir “hidup hanya sekali” sebenarnya bersifat menipu dan sementara. Islam mengajarkan agar kita tidak terlena dengan kenikmatan dunia, karena kehidupan ini hanyalah fase sementara menuju kehidupan abadi.
Hadits Tentang Kehidupan di Akhirat
Rasulullah ﷺ juga memberikan nasihat yang jelas mengenai pentingnya mempersiapkan diri untuk akhirat. Beliau bersabda:
“Jadilah kamu di dunia seakan-akan orang asing atau seorang pengembara.”
— (HR. Bukhari)
Hadits ini mengingatkan bahwa kita seharusnya memperlakukan kehidupan dunia ini seperti seorang pengembara yang hanya singgah sejenak. Pandangan “hidup cuma sekali” bertentangan dengan pemahaman ini karena kehidupan dunia bukanlah tujuan akhir kita, melainkan tempat persinggahan sementara.
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
“Demi Allah, dunia ini tidak ada apa-apanya dibandingkan akhirat kecuali seperti salah satu dari kalian mencelupkan jarinya ke laut. Lihatlah apa yang tersisa darinya.”
— (HR. Muslim)
Hadits ini mengibaratkan bahwa kehidupan dunia ini hanyalah setetes air di samudera luas, yaitu akhirat. Kehidupan dunia sangat singkat dan terbatas, sementara akhirat kekal dan jauh lebih luas. Maka, anggapan “hidup hanya satu kali” mengabaikan kenyataan yang jauh lebih besar tentang kehidupan yang sebenarnya.
Kehidupan Dunia: Ladang Amal untuk Akhirat
Islam menekankan bahwa kehidupan dunia adalah kesempatan untuk beramal, bukan sekadar untuk menikmati kenikmatan sesaat. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Dunia adalah tempat bercocok tanam untuk akhirat.”
— (HR. Muslim)
Hadits ini mengajarkan bahwa dunia adalah tempat kita menanam amal-amal kebaikan, yang hasilnya akan kita petik di akhirat kelak. Orang yang menyangka “hidup cuman sekali” dan hanya mengejar kenikmatan dunia sebenarnya kehilangan kesempatan untuk mempersiapkan dirinya menuju kehidupan yang lebih kekal.
Allah juga berfirman:
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar zarrah pun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar zarrah pun, niscaya dia akan melihat balasannya pula.”
— (QS. Az-Zalzalah: 7-8)
Setiap amal, sekecil apapun, akan diperhitungkan oleh Allah di akhirat. Maka, penting bagi kita untuk menggunakan waktu yang ada di dunia ini dengan sebaik-baiknya, bukan hanya untuk mengejar kesenangan duniawi, tetapi juga untuk mempersiapkan kehidupan yang sebenarnya di akhirat.
Hidup Bukan Hanya Sekali, Ada Kehidupan Abadi di Akhirat
Pandangan “YOLO,” “You Only Live Once,” atau “hidup hanya satu kali” bertentangan dengan ajaran Islam. Kehidupan dunia hanyalah sementara, dan ada kehidupan abadi setelah mati. Bagi seorang Muslim, hidup bukan hanya tentang mengejar kenikmatan dunia, tetapi tentang mempersiapkan bekal untuk kehidupan yang kekal di akhirat. Rasulullah ﷺ dan Al-Qur’an sudah jelas mengajarkan bahwa akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya, sementara dunia hanyalah tempat persinggahan.
Sebagai seorang Muslim, kita harus memanfaatkan kehidupan dunia ini dengan bijak, bukan sekadar untuk mengejar kesenangan duniawi, tetapi untuk beramal dan mengumpulkan pahala yang akan mengantarkan kita menuju kebahagiaan abadi di akhirat.