Bahaya Jika BMT Tidak Mengembangkan Baitul Maalnya
Dalam struktur BMT, fungsi Tamwil (pembiayaan dan simpanan) sering kali menjadi pusat perhatian. Wajar, karena inilah jantung perputaran keuangan lembaga. Namun, ketika Baitul Maal diabaikan atau hanya dijalankan sekadar formalitas, ada bahaya jangka panjang yang bisa menggerus kekuatan BMT itu sendiri—baik secara ekonomi, sosial, maupun spiritual.
Seorang ketua pengurus BMT besar di Jawa Tengah pernah menyampaikan, “Bahaya besar jika BMT tidak mengembangkan Baitul Maalnya.” Mengapa? Karena saat hanya Tamwil yang digenjot, sementara Maal dibiarkan stagnan, keberkahan dan daya dukung sosial lembaga melemah, dan perlahan, masyarakat pun akan berpaling.
1. Ruh Sosial Lembaga Melemah
BMT lahir dari semangat membangun ekonomi umat berbasis nilai Islam—keadilan, tolong-menolong, dan distribusi kekayaan yang merata. Ketika Baitul Maal tidak dijalankan secara serius:
-
Nilai sosial lembaga menjadi hampa, hanya terlihat sebagai “koperasi biasa”.
-
Kepercayaan masyarakat bawah menurun, karena mereka tak lagi merasa menjadi bagian dari lembaga.
-
Identitas spiritual lembaga mengabur, dan daya tariknya di tengah masyarakat pun ikut meredup.
2. Reputasi dan Kepercayaan Jangka Panjang Menurun
Dalam dunia keuangan mikro syariah, reputasi bukan hanya soal kinerja keuangan, tetapi juga soal amanah sosial. Jika masyarakat melihat BMT tidak serius dalam menjalankan fungsi sosialnya, maka:
-
Donatur potensial enggan menitipkan zakat, infak, atau wakaf.
-
Lembaga zakat atau CSR perusahaan tak melirik kerja sama.
-
Masyarakat umum membandingkan dengan lembaga yang lebih transparan dan aktif secara sosial.
3. Kehilangan Sumber Dana Alternatif
Tanpa pengembangan Baitul Maal, BMT kehilangan peluang:
-
Hak Amil (12,5%) dari zakat untuk menopang operasional.
-
Hak Nadzir (10%) dari wakaf produktif untuk biaya kelembagaan.
-
Program pemberdayaan ekonomi yang bisa menghasilkan income baru dan memperluas basis anggota.
Jika Tamwil mengalami tekanan—seperti kompetisi dari KUR 3% atau peningkatan NPF—BMT yang tidak punya dukungan dari unit Maal akan lebih rentan goyah.
4. Tidak Siap Menjawab Tantangan Umat
Baitul Maal bukan hanya fungsi tambahan. Ia adalah jawaban atas kebutuhan umat yang tidak bisa dijawab Tamwil: bantuan darurat, pembinaan dhuafa, program keummatan, dan keadilan distribusi.
Tanpa penguatan unit Maal:
-
BMT tidak bisa menjangkau kelompok miskin ekstrem.
-
Tidak mampu membina mustahik agar naik kelas menjadi anggota.
-
Gagal memosisikan diri sebagai solusi menyeluruh bagi masyarakat.
Baitul Maal Adalah Penjaga Keseimbangan BMT
BMT tanpa Baitul Maal yang kuat ibarat pohon tanpa akar. Mungkin tumbuh, tapi tidak kokoh.
Fungsi Maal menjaga keseimbangan ruh lembaga: antara bisnis dan amanah, antara margin dan keberkahan, antara pertumbuhan dan keberpihakan.
Mengembangkan Baitul Maal bukan soal program tambahan, tapi soal menjaga jati diri BMT itu sendiri.
Sudah saatnya pimpinan BMT melihat unit Maal sebagai mitra strategis—bukan sekadar unit sosial