Entries by ULAZ MKU BMT ANDA

Masih Berpikiran ‘Nanti Kalau Kaya Baru Sedekah’?

Ada satu kalimat yang sangat sering kita dengar:

“Wajar dia rajin sedekah… dia kan sudah kaya.”

Dan dari kalimat itu, banyak orang menunda sedekah.
Menunggu rezeki cukup, menunggu dompet terisi, menunggu bisnis stabil, menunggu tabungan aman.

Padahal jika kita jujur:
kapan sih dalam hidup manusia merasa “cukup”?

Bahkan saat gaji naik, seringnya kebutuhan ikut naik.
Saat penghasilan meningkat, pengeluaran pun bertambah.
Dan akhirnya… tetap merasa kurang.

Lalu, kapan kita benar-benar “cukup” untuk mulai sedekah?

Jawabannya:
Tidak pernah… jika kita menunggu.


Rahasia yang Tidak Banyak Diketahui: Orang Kaya Tidak Mulai dari Kaya

Kita sering salah sangka.

Kita kira:

  • orang kaya bersedekah karena mereka sudah kaya,

  • pengusaha sukses berbagi karena mereka punya banyak uang,

  • filantropis memberi karena tabungan mereka melimpah.

Padahal kenyataannya sering terbalik.

Mereka itu dulu:

  • memulai dengan sedekah seribu-dua ribu rupiah,

  • memberi saat mereka pun sedang kesulitan,

  • bersedekah ketika usaha mereka belum berjalan,

  • menolong orang lain saat mereka sendiri sedang dipenuhi kekhawatiran.

Dari situlah Allah buka pintu rezeki mereka.

Karena Allah tidak melihat berapa besar yang kita beri,
tapi berapa ikhlasnya kita memberi.


Dalilnya Sangat Jelas: Allah Membesarkan Sedekahmu Hingga Menjadi Gunung

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Allah memelihara sedekah seseorang dari kalian
sebagaimana seseorang memelihara anak kudanya,
hingga menjadi sebesar gunung.”

(HR. Bukhari & Muslim)

Sedekah yang kecil — sekeping koin, selembar uang lusuh, bahkan makanan sederhana —
ditumbuhkan oleh Allah
hingga menjadi pahala dan balasan sebesar gunung.

Jika Allah sudah berjanji seperti itu…
apalagi yang perlu ditunggu?


Ayat yang Mengubah Hidup Banyak Orang

Allah berfirman:

وَمَا أَنفَقْتُم مِّن شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ
“Apa saja yang kalian infakkan, maka Allah akan menggantinya.”
(QS. Saba: 39)

Perhatikan:
Bukan “besar”.
Bukan “banyak”.
Bukan “cukup dulu baru beri”.

Tapi:
Apa saja.
Sekecil apa pun.
Allah berjanji menggantinya.

Maka sesungguhnya,
yang membuat seseorang itu kaya bukan harta awalnya,
tetapi keberkahan dari memberi.


Allah Tidak Menunggu Kita Kaya untuk Memberi Pertolongan

Dalam Al-Qur’an:

“Orang yang memberi… maka Kami mudahkan baginya jalan kelapangan.”
(QS. Al-Lail: 5–7)

Sedekah itu bukan hasil dari kekayaan.
Sedekah adalah pintu menuju kekayaan.

  • Kamu memberi → Allah mudahkan rezekimu.

  • Kamu berbagi → Allah lapangkan jalan hidupmu.

  • Kamu menolong orang lain → Allah menolongmu.

  • Kamu keluarkan sedikit → Allah balas berlipat-lipat.

Inilah rahasia yang banyak orang tidak tahu.


Masih Berpikiran ‘Nanti Kalau Kaya Baru Sedekah’?

Coba renungkan ini:

Jika orang menunggu kaya baru bersedekah,
maka tidak akan pernah ada orang miskin keluar dari kemiskinannya.

Tapi jika orang miskin memulai sedekah — walaupun kecil —
maka pintu rezeki terbuka,
keberkahan turun,
kesempitan perlahan berganti kelapangan.

Karena yang membuat hidup berubah bukan besar uangnya,
tapi besar keberkahan yang Allah turunkan atas sedekah itu.


Ubah Mindset

“Dia bisa sedekah karena dia kaya.”
✔️ “Dia kaya karena Allah membalas sedekahnya sejak dia belum kaya.”

“Aku belum cukup untuk memberi.”
✔️ “Justru sedekah yang membuat hidupku cukup.”

“Nanti saja kalau penghasilan stabil.”
✔️ “Sedekah adalah jalan agar penghasilan stabil.”


Mulailah Sekarang, Walau Sedikit

Tidak perlu menunggu mobil lunas.
Tidak perlu menunggu tabungan penuh.
Tidak perlu menunggu usaha besar.

Mulai dari:

  • Rp1.000

  • Rp2.000

  • Rp5.000

  • seikhlasnya

  • sesedikit apa pun

Karena Allah yang akan membesarkan.
Allah yang akan menumbuhkan.
Allah yang akan melipatgandakan.
Allah yang akan menjadikannya sebesar gunung.

Dan Allah pula yang akan mengubah hidupmu.

Bersama, Kita Hadirkan Kepedulian untuk Semarang

Laporan Distribusi Donasi Banjir Semarang

(Jum’at–Sabtu, 31 Oktober–1 November 2026)

“Air boleh menggenang, tapi kepedulian tidak pernah padam.”

Itulah semangat yang menggerakkan puluhan relawan ULAZ MKU se–Jawa Tengah saat banjir kembali merendam sebagian wilayah Kota Semarang.
Kawasan Genuk dan Tlogosari, yang menjadi daerah terdampak paling parah, kembali dikepung air setelah hujan deras mengguyur tanpa henti. Banyak warga masih bertahan di rumah dengan keterbatasan makanan dan akses kesehatan.

Melihat kondisi ini, ULAZ MKU dari berbagai daerah di Jawa Tengah bersatu melakukan aksi kemanusiaan di dua titik tersebut.
Sebanyak 30 relawan gabungan diterjunkan untuk membantu warga yang terdampak dengan berbagai bentuk layanan kemanusiaan.


🤝 Sinergi Kebaikan ULAZ MKU se–Jawa Tengah

Aksi ini menjadi bukti nyata kekuatan kolaborasi lintas wilayah.
ULAZ MKU yang menurunkan tim relawan langsung ke lokasi:

  • Soloraya

  • Pekalongan Raya

  • Kabupaten Semarang

  • Pati

  • Jepara

  • Kota Semarang

Selain itu, beberapa ULAZ MKU lain turut berpartisipasi melalui dukungan donasi untuk relawan dan bantuan logistik, di antaranya:
Bima Magelang, Binamas Purworejo, dan Karisma Magelang.


📦 Bentuk Kegiatan dan Bantuan yang Disalurkan

Selama dua hari pelaksanaan aksi (31 Oktober–1 November 2026), kegiatan kemanusiaan dilakukan secara terpadu dengan melibatkan warga setempat.

  1. 🍛 Pembagian 500 Paket Nasi Bungkus
    Diberikan kepada warga di wilayah Genuk dan Tlogosari yang masih terisolasi banjir.

  2. 🏠 Support 3 Titik Dapur Umum
    Tim relawan menyalurkan bahan pangan seperti beras, mie instan, telur, sayuran, minyak goreng, dan air mineral untuk membantu dapur umum warga.

  3. 🩺 Pelayanan Kesehatan
    Pemeriksaan gratis bagi warga terdampak banjir yang mulai mengalami gatal, flu, dan keluhan ringan akibat kondisi lingkungan yang lembab.

  4. Pendirian Pos Hangat
    Relawan membagikan teh hangat kepada warga yang berjaga dan membersihkan lingkungan pascabanjir.


🙌 Dari Relawan untuk Warga

Kegiatan ini menjadi bentuk kepedulian nyata bahwa sinergi antar lembaga bukan hanya berbagi logistik, tapi juga menyalurkan energi kebaikan dan harapan.
Warga menyambut dengan hangat kedatangan para relawan, bahkan turut bergotong-royong menyiapkan makanan dan membantu penyaluran di titik genangan.

Salah satu relawan mengungkapkan:

“Kami datang bukan sekadar membawa bantuan, tapi membawa pesan: bahwa saudara kita di Semarang tidak sendiri.”


🌱 Ayo Siaga, Ayo Peduli

Musim hujan baru saja dimulai, dan potensi bencana masih mungkin terjadi.
Melalui aksi ini, ULAZ MKU se–Jawa Tengah ingin mengajak masyarakat untuk bersama menyiapkan Dana Siaga Bencana, agar ketika musibah datang, kita sudah siap membantu tanpa menunggu.

KLIK DI SINI UNTUK PEDULI

💚 Mari terus jadi bagian dari #KebaikanYangTerusTumbuh
Donasi dan dukungan Anda akan memastikan relawan kita bisa terus hadir untuk masyarakat yang membutuhkan.

📌 ULAZ MKU ANDA – Bersama Membangun Kepedulian, Menebar Keberkahan.

Kebaikan Anda Hadir di Tengah Genangan Banjir

Laporan Distribusi Donasi: Tanggap Bencana Banjir Genuk, Semarang

Genuk, Kota Semarang – Kamis, 30 Oktober 2025

Sudah lebih dari sepuluh hari air belum benar-benar surut. Genangan masih menutupi jalanan di beberapa titik Dong Biru, Gebang Asri, Trimulyo, hingga Genuk Sari. Warga khawatir, sebab ini baru awal musim hujan — dan banjir sudah datang dua kali hanya dalam sepuluh hari.

Banjir pertama terjadi saat hujan deras mengguyur pada 21 Oktober 2025, sempat surut, lalu kembali merendam kawasan pada 25 Oktober 2025. Aktivitas warga terganggu, banyak yang kesulitan memasak, dan sebagian rumah masih dikelilingi air keruh.

Di tengah situasi itu, tim relawan ULAZ MKU ANDA hadir membawa bantuan darurat berupa 100 paket nasi bungkus bagi warga terdampak.

Bantuan sederhana ini mungkin tampak kecil, tapi di tengah kelelahan dan rasa cemas, setiap kotak nasi menjadi simbol kepedulian dan harapan. Warga menyambut tim dengan wajah lega — ada yang berkata lirih, “Alhamdulillah, masih ada yang peduli.”

Karena sejatinya, kebaikan tak perlu menunggu segalanya sempurna untuk bisa berarti.

Namun perjuangan belum usai. Genuk dan sekitarnya masih berpotensi mengalami banjir susulan, terutama saat puncak musim hujan pada Januari–Februari 2026 nanti. Karena itu, kami mengajak Anda untuk terus menyiapkan langkah kebaikan melalui:


🌧️ Program Dana Siaga Bencana ULAZ MKU ANDA

Bencana memang tidak pernah diharapkan, tetapi kita bisa selalu siap menghadapinya.

Dengan berdonasi ke Dana Siaga Bencana, Anda membantu menyediakan:
🍱 Logistik makanan cepat saji
🧺 Paket kebersihan & kebutuhan darurat
🚑 Dukungan relawan tanggap darurat di lokasi bencana

KLIK UNTUK BERDONASI


💚 Terima kasih kepada para donatur yang sudah menjadi bagian dari aksi kemanusiaan ini.
Semoga setiap bantuan yang tersalurkan menjadi amal jariyah yang mengalir tanpa henti.

🤝 ULAZ MKU ANDA — Bersama, #KebaikanYangTerusTumbuh

Lari untuk Sehat, Sehat untuk Ibadah

Olahraga seperti lari adalah tren positif untuk menjaga kesehatan. Namun, dalam Islam, tubuh yang sehat bukan tujuan akhir — melainkan sarana agar kita bisa beribadah, menebar manfaat, dan semakin dekat dengan Allah SWT.


🌿 Olahraga Lari, Tren Positif yang Perlu Dukung

Beberapa tahun terakhir, olahraga lari semakin digemari masyarakat Indonesia.
Mulai dari komunitas kecil di lingkungan perumahan hingga event besar seperti fun run dan marathon di berbagai kota.
Fenomena ini menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang peduli dengan kebugaran dan gaya hidup sehat.

Islam tidak menentang tren semacam ini. Justru, menjaga kesehatan adalah bagian dari ajaran Islam.
Rasulullah ﷺ bersabda:

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.”
(HR. Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa kekuatan fisik merupakan nilai yang terpuji — sebab dengan tubuh yang kuat, seorang mukmin bisa lebih maksimal dalam beribadah dan menebar manfaat.


💪 Kesehatan adalah Amanah, Bukan Sekadar Tren

Olahraga lari, gym, atau bersepeda memang sedang menjadi gaya hidup modern.
Namun, bagi seorang muslim, tujuan berolahraga tidak berhenti pada tubuh yang bugar.

Kita berlari bukan hanya untuk kebugaran jasmani, tapi untuk menjaga amanah Allah berupa tubuh yang sehat.
Kita mengatur pola makan, bukan sekadar agar tampak ideal, tapi agar punya energi untuk ibadah dan beramal saleh.

Kesehatan adalah nikmat besar,
dan menjaga nikmat itu adalah bentuk rasa syukur kepada Sang Pemberi Nikmat.


🌺 Sehat untuk Menebar Manfaat dan Beribadah Lebih Baik

Setelah berolahraga dan tubuh terasa lebih sehat, pertanyaan pentingnya adalah:
Untuk apa kesehatan ini digunakan?

Apakah sekadar agar terlihat segar dan bugar,
atau agar bisa lebih banyak melakukan kebaikan?

Dengan tubuh yang sehat:

  • Kita bisa lebih semangat ke masjid.

  • Bisa lebih tangguh membantu orang lain.

  • Bisa lebih fokus bekerja dan beramal.

  • Dan tentu saja, bisa lebih khusyuk dalam ibadah.

Maka, sehat bukanlah tujuan akhir.
Kesehatan adalah jembatan menuju amal dan ibadah yang lebih baik.


🌙 Olahraga Pun Bisa Jadi Ibadah

Dalam Islam, semua aktivitas bisa bernilai ibadah bila diniatkan karena Allah.
Ketika seseorang berlari, bukan sekadar mengejar waktu atau jarak tempuh, tapi berniat menjaga amanah tubuh agar bisa terus beribadah dan menolong sesama,
maka larinya pun bernilai ibadah.

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Niat yang lurus mengubah aktivitas biasa menjadi bernilai luar biasa.


Kuat Fisik, Kuat Iman

Menjaga kesehatan dengan berolahraga adalah langkah baik.
Namun, seorang mukmin tidak berhenti di sana.
Ia menyadari bahwa tubuh yang sehat hanyalah sarana — bukan tujuan akhir.

Mari terus berlari, bergerak, dan menjaga tubuh yang Allah titipkan.
Gunakan kekuatan itu untuk menebar kebaikan, melayani sesama, dan memperbanyak ibadah.

Karena sejatinya, kesehatan yang paling berharga adalah ketika tubuh yang kuat digunakan untuk taat.


🕊️ “Lari untuk sehat, sehat untuk ibadah.”
“Sehat bukan tujuan akhir, tapi jalan menuju kebaikan.”

KEBAIKAN ANDA MENGALIRKAN HARAPAN

Laporan Penyaluran Donasi – Program Sedekah Air
ULAZ MKU ANDA – BMT ANDA

Air bersih. Sesuatu yang bagi sebagian orang tampak sederhana, tapi di wilayah Kelurahan Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, air adalah anugerah yang selalu dinanti dengan cemas.

Musim hujan pun tak banyak membantu. Tanah yang gersang membuat sumur-sumur warga mengering, bahkan jika digali lebih dalam, bukan air yang muncul, melainkan gas. Sumber air umum ada, tapi tak cukup untuk memenuhi kebutuhan ratusan kepala keluarga.

“Kadang kami mikir dua kali mau nyuci, karena airnya lebih baik dipakai untuk minum,”
ujar salah satu warga Ngargotirto saat menerima bantuan air.

Masjid pun sering kesulitan menyediakan air wudhu.
Sebagian warga sempat berharap pada sambungan PDAM, tapi hanya sekitar 100 titik rumah yang bisa menikmati airnya.
Selepas itu, uji coba dihentikan karena debit air tidak mencukupi.

Tahun lalu, delapan kali upaya pengeboran sumur dilakukan, namun semuanya kering.
Namun, di tengah kesulitan itu, kebaikan Anda mengalir.


Air Bersih dari Donatur ULAZ MKU ANDA

Melalui Program Sedekah Air ULAZ MKU ANDA – BMT ANDA, air bersih didistribusikan ke empat titik tandon air milik warga di Kelurahan Ngargotirto.
Setidaknya 100 kepala keluarga kini bisa menikmati air bersih untuk kebutuhan sehari-hari: memasak, minum, dan berwudhu.

Truk tangki air datang membawa harapan.
Anak-anak menyambut dengan ember, ibu-ibu mengisi jeriken, dan para bapak tersenyum lega melihat tandon mulai terisi.

Bukan sekadar air yang mereka terima, tapi kelegaan setelah sekian lama hidup dengan rasa khawatir setiap kali menyalakan kran.


Bersama, Kita Terus Mengalirkan Kebaikan

Bantuan ini tidak akan berhenti di sini.
Kebutuhan air di Ngargotirto masih jauh dari cukup, dan banyak wilayah lain yang mengalami nasib serupa.
Melalui program Sedekah Air, Anda bisa terus berkontribusi:

  • Menyalurkan air bersih ke daerah rawan kekeringan

  • Membantu pengadaan tandon air

  • Mendukung pembangunan sumber air permanen

Setiap liter air yang Anda bantu alirkan adalah amal jariyah yang tak terputus, menghapus dahaga dan menumbuhkan harapan.


📌 Mari terus bersama dalam #KebaikanYangTerusTumbuh
Karena dari setetes air, lahir ribuan doa yang tak pernah kering.
Terima kasih kepada seluruh donatur ULAZ MKU ANDA – BMT ANDA yang telah menghadirkan kehidupan bagi saudara-saudara kita di Ngargotirto, Sragen.

klik link untuk sedekah air

SEDEKAH SEKARANG

Takziyah yang Tak Lagi Menggetarkan Hati

Refleksi dari Relawan Ambulans Peduli

 

Dalam grup relawan Ambulans Peduli, hampir setiap hari ada kabar duka: panggilan pengantaran jenazah.
Kadang bayi yang belum sempat menatap dunia. Kadang remaja yang baru menapaki hidup. Kadang orang tua yang sudah melewati panjangnya perjalanan.
Ada yang dari keluarga mampu, ada pula yang dari kalangan sederhana — bahkan bingung di mana jenazah keluarganya akan dimakamkan.

Sirine ambulans yang meraung bukan hanya suara pelayanan, tapi seharusnya juga suara pengingat: bahwa kematian selalu dekat, dan tidak pernah mengenal waktu.


Takziyah yang Kehilangan Makna

Kita sering datang takziyah. Duduk, menyalami keluarga yang berduka, mengucapkan innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
Namun jujur saja, tak selalu hati ini ikut bergetar.
Kadang pikiran melayang ke urusan pekerjaan, pesan WhatsApp, atau agenda esok hari.
Kematian yang ada di depan mata terasa seperti cerita orang lain — bukan peringatan bagi diri sendiri.

Padahal Rasulullah ﷺ bersabda:

“Perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan (yakni kematian).”
(HR. Tirmidzi)

Kematian bukan untuk ditakuti, tapi untuk diingat.
Bukan untuk membuat kita takut hidup, tetapi agar kita hidup dengan lebih bermakna.


Sebagai relawan, kami belajar banyak dari perjalanan yang sunyi itu.
Tidak semua jenazah diiringi banyak pelayat. Tidak semua keluarga memiliki cukup biaya.
Kadang jenazah diantar dari rumah kecil yang sempit, dengan keluarga yang hanya bisa meneteskan air mata dalam diam.
Di lain waktu, kami mengantar jenazah dari rumah besar, dengan banyak orang dan karangan bunga.
Tapi pada akhirnya, semuanya kembali ke tanah yang sama, dengan cara yang sama.

Momen seperti itu sering membuat kami merenung —
betapa kematian adalah penyeragam paling adil, yang menghapus perbedaan status, harta, dan jabatan.

Dan di antara semua pemandangan itu, kami menyadari:
yang paling berharga bukan seberapa lama kita hidup, tapi seberapa banyak kebaikan yang kita tinggalkan.


Kita Butuh Takziyah yang Menghidupkan Hati

Hari ini, banyak yang bisa datang ke rumah duka, tapi sedikit yang datang dengan hati yang sadar.
Takziyah seharusnya bukan sekadar rutinitas sosial.
Ia adalah ruang tafakkur — ruang untuk bertanya pada diri sendiri:

“Jika hari ini aku yang dipanggil, sudahkah aku siap?”

Kita tak pernah tahu kapan giliran kita.
Yang pasti, setiap jenazah yang kita lihat bukan sekadar “mereka yang pergi”, tapi juga peringatan bahwa waktu kita pun semakin dekat.


Setiap kematian adalah panggilan lembut dari Allah, bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk menyadarkan.
Agar kita hidup dengan hati yang lebih tenang, amal yang lebih nyata, dan niat yang lebih lurus.

Semoga setiap takziyah yang kita hadiri menjadi pengingat yang menghidupkan,
bukan sekadar kabar yang lewat di grup relawan atau media sosial.

“Cukuplah kematian sebagai nasihat bagi orang yang berakal.”
(HR. Baihaqi)


🕊️ ULAZ MKU ANDA
Menyalurkan Amanah, Menyebarkan Kebaikan, Menyadarkan Hati.

Kopi Halal, Tapi Waktu Itu Amanah

 

Dulu, Kopi Adalah Teman Ibadah dan Ilmu

Dalam sejarah Islam, kopi bukan sekadar minuman pengusir kantuk.
Ia lahir dari semangat ibadah.
Pada abad ke-15, para sufi di Yaman meminum kopi agar kuat beribadah malam (qiyamullail) dan fokus berdzikir kepada Allah.

Kopi lalu menyebar ke Makkah, Mesir, dan Istanbul.
Di masa itu, kopi menjadi teman bagi ulama dan pelajar yang mengkaji kitab hingga larut malam.
Kedai kopi pertama di dunia bahkan dikenal sebagai tempat diskusi ilmu, bukan tempat buang waktu.

Kopi dulu adalah “bahan bakar spiritual” —
sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan sekadar gaya hidup.


Sekarang, “Ngopi” yang Kehilangan Makna

Kini, makna ngopi bergeser jauh.
Kopi yang dulu menyalakan semangat ibadah, kini sering jadi simbol hiburan dan pelarian.

Kedai kopi menjamur di setiap sudut kota.
Banyak orang duduk berjam-jam di sana, bukan untuk berdiskusi atau belajar, melainkan sekadar menghabiskan waktu — ditemani gawai dan obrolan ringan.

Kopi tetap halal.
Ngobrol juga bukan dosa.
Namun, Islam mengajarkan kita untuk menilai setiap waktu yang kita habiskan.

Apakah ia mendekatkan kita pada kebaikan,
atau justru menjauhkan dari tujuan hidup yang hakiki?


Waktu: Amanah yang Akan Ditanya

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Ada dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalamnya: kesehatan dan waktu luang.
(HR. Bukhari)

Waktu adalah amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban.
Bahkan jika kita tidak berbuat dosa, tapi juga tidak melakukan hal bermanfaat, itu tetap termasuk kerugian.

Allah SWT berfirman:

“Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih,
dan saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.”
(QS. Al-‘Ashr: 1–3)

Kopi halal, tapi waktu luang yang dibiarkan tanpa makna bisa menjadi musibah yang tak terlihat.
Kita kehilangan kesempatan berbuat baik tanpa sadar.


Ngopi Bisa Jadi Ibadah — Kalau Diniatkan dengan Benar

Islam tidak melarang menikmati hidup.
Bahkan, ngopi bisa menjadi ibadah jika disertai niat yang benar.

✅ Ngopi sambil silaturahmi dan saling menasihati.
✅ Ngopi sambil berdiskusi ilmu dan ide kebaikan.
✅ Ngopi sambil menenangkan diri dan merenung tentang hidup.

Itulah ngopi yang berpahala — bukan karena kopinya, tapi karena niat dan arah manfaatnya.

Namun, jika ngopi hanya untuk menghabiskan waktu, membicarakan orang lain, atau melupakan ibadah,
kita sedang menukar amanah Allah dengan kesia-siaan.


Sering terdengar kalimat seperti:

“Uang saya sendiri, terserah mau saya buat ngopi.
Kan halal, cuma ngobrol sama teman.”

Benar, halal. Tapi Islam mengajarkan bahwa semua yang kita miliki — termasuk waktu, tenaga, dan harta — adalah titipan Allah.
Kita bebas menggunakannya, tapi akan tetap dimintai pertanggungjawaban.

Ngopi bukan masalah, tapi ketika waktu, tenaga, dan harta bisa digunakan untuk sesuatu yang lebih bernilai,
apakah bijak jika kita terus menukar waktu berharga dengan kesenangan sesaat?


Renungan: Ulama Dulu Ngopi untuk Ibadah, Kita Ngopi untuk Apa?

Ulama dan pelajar Islam dulu menjadikan kopi sebagai sarana menjaga semangat.
Mereka ngopi agar kuat beribadah dan menambah ilmu.
Kita hari ini — apakah ngopi kita masih punya arah yang sama?

Kopi halal, tapi waktu itu mahal.
Setiap tegukan seharusnya mengingatkan kita:
hidup ini singkat, dan setiap detik adalah peluang untuk menanam amal jariyah.

“Kopi bisa jadi ibadah,
tapi hanya jika ia membuatmu lebih dekat kepada Allah.”


Kopi bukan musuh.
Yang perlu diwaspadai adalah kelalaian di antara tegukannya.
Gunakan waktu untuk hal-hal yang mendekatkan kita pada Allah, memperbaiki diri, dan menebar manfaat bagi sesama.

Karena sejatinya, bukan seberapa sering kita ngopi,
tapi seberapa berarti waktu yang kita habiskan.

Umrah, Infaq, dan Prioritas Ibadah: Mana yang Lebih Utama?

Di tengah meningkatnya semangat umat Islam menunaikan umrah berkali-kali, muncul pertanyaan yang patut direnungkan: apakah keutamaan ibadah diukur dari seberapa sering kita ke Tanah Suci, atau seberapa besar manfaat yang kita hadirkan bagi sesama?

Umrah memang ibadah yang mulia — menjadi impian banyak muslim untuk melihat Ka‘bah, beribadah di Masjidil Haram, dan merasakan kedamaian di tanah suci. Namun, Islam juga mengajarkan kita untuk menempatkan prioritas ibadah secara bijak.

Apakah lebih utama mengulang umrah, atau menginfakkan harta kita untuk membantu mereka yang membutuhkan?


1. Umrah: Ibadah yang Mulia tapi Tidak Wajib Diulang

Rasulullah ﷺ pernah melaksanakan umrah empat kali. Namun, para ulama menjelaskan bahwa umrah tidak wajib dilakukan berkali-kali.
Sekali seumur hidup sudah mencukupi, karena setelah itu hukumnya sunnah.

Artinya, jika seseorang sudah menunaikan umrah dan memiliki kelebihan rezeki, maka tidak ada kewajiban baginya untuk terus mengulanginya.
Apalagi jika di sekitarnya masih banyak saudara Muslim yang kesulitan — yang hidup dalam kekurangan, kelaparan, atau berjuang demi bertahan hidup.


2. Infaq: Ibadah yang Dampaknya Lebih Luas

Berbeda dengan umrah, infaq dan sedekah sering kali memiliki dampak sosial yang jauh lebih besar.
Melalui infaq, seseorang bisa:

  • Menyantuni anak yatim,

  • Membantu dhuafa berobat,

  • Menyediakan makanan bagi yang kelaparan,

  • Atau menyelamatkan keluarga dari utang dan kesulitan hidup.

Islam tidak hanya mengajarkan ibadah ritual, tetapi juga ibadah sosial yang menumbuhkan kasih sayang dan kepedulian antar sesama.

Allah berfirman:

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian dari harta yang kamu cintai.”
(QS. Ali Imran: 92)

Ayat ini menegaskan bahwa puncak kebaikan bukan pada ibadah yang mudah dilakukan, tetapi pada kerelaan mengorbankan sesuatu yang kita cintai untuk kepentingan orang lain.


3. Dalil: Menolong Orang Lebih Baik dari I‘tikaf di Masjid Nabawi

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barangsiapa berjalan untuk memenuhi kebutuhan saudaranya (Muslim), maka itu lebih baik baginya daripada ber-i‘tikaf di masjidku ini (Masjid Nabawi) selama satu bulan.”
(HR. Thabrani, dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jaami‘ no. 176)

Masjid Nabawi adalah tempat yang amat mulia. Jika menolong orang lain saja lebih utama daripada i‘tikaf sebulan di Masjid Nabawi, maka tentu menolong orang yang sangat membutuhkan lebih bernilai di sisi Allah daripada ibadah sunnah yang hanya memberi manfaat bagi diri sendiri.

Dalam hadis lain, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
(HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruquthni)

Dan Allah juga menegaskan dalam Al-Qur’an:

“… tetapi kebajikan itu ialah orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat, kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, musafir, dan orang yang meminta-minta…”
(QS. Al-Baqarah: 177)

Ibnul Qayyim rahimahullah menulis dalam Madarij as-Salikin (1/317):

“Menunaikan hajat manusia, memberi manfaat kepada mereka, dan menghilangkan kesusahan mereka lebih dicintai Allah daripada ibadah yang hanya bermanfaat bagi pelakunya sendiri.”


4. Menempatkan Prioritas dengan Bijak

Islam mengajarkan keseimbangan antara ibadah ritual dan ibadah sosial.

Bukan berarti umrah tidak perlu — tapi kita perlu menempatkan prioritas sesuai dengan keadaan.

Jika seseorang belum pernah umrah dan Allah memberinya kemampuan, maka berangkatlah — karena itu ibadah yang mulia dan memperkuat iman.
Namun, bila sudah berkali-kali umrah sementara di sekitarnya masih banyak yang kesulitan, maka menginfakkan harta untuk membantu mereka bisa menjadi pilihan yang lebih utama dan lebih dicintai Allah.

Tulisan ini bukan untuk menyepelekan keutamaan umrah, melainkan mengajak kita menata niat dan menimbang prioritas agar ibadah sunnah tidak menutupi kewajiban sosial yang lebih mendesak.


Umrah menyucikan hati, infaq menyucikan harta.
Keduanya adalah ibadah yang agung, namun dalam konteks umat yang masih banyak menderita, ibadah sosial sering kali lebih mendesak dan lebih berpahala besar.

Sebab, Allah tidak hanya melihat berapa lama kita berada di Tanah Suci — tetapi seberapa besar manfaat yang kita hadirkan untuk sesama di sekitar kita.
Karena perjalanan menuju ridha Allah tidak selalu dimulai dari Masjidil Haram —
kadang dimulai dari tangan yang menolong saudara di kampung sendiri.

Sedekah Al-Qur’an: Kebaikan Anda Menyala di Tiga Penjuru

Laporan Penyaluran Donasi Program Sedekah Al-Qur’an — Periode September–Oktober 2025


🕋 Bersama Anda, Kebaikan yang Terus Tumbuh

Program Sedekah Al-Qur’an ULAZ MKU ANDA menyalurkan 50 mushaf ke 3 lembaga pendidikan Islam di Mranggen dan Gunungpati. Simak kisah santri yang menerima manfaat dan harapan mereka.


📖 Cahaya dari Mushaf Baru

Setiap halaman Al-Qur’an yang dibuka adalah cahaya, dan setiap huruf yang dibaca adalah doa yang mengalir untuk para donatur.
Alhamdulillah, pada September–Oktober 2025, ULAZ MKU ANDA melalui tim relawan — Andhy, Mahatma, Ahnaf, dan Hana — telah menyalurkan 50 eksemplar Al-Qur’an ke tiga lembaga pendidikan Islam di Jawa Tengah.

Lokasi Penyaluran:

📍 Pondok Pesantren Al-Islah, Mranggen – 20 mushaf
📍 Panti Asuhan Irsyadul Hasan, Mranggen – 30 mushaf
📍 TPQ Yayasan Miftakhul Khoiriyah Al Amin, Kendal – 10 mushaf


🕌 Mushaf Baru, Semangat Baru

Di Pondok Pesantren Al-Islah Mranggen, sebanyak 42 santri menerima mushaf baru dengan penuh suka cita. Sebelumnya, banyak mushaf di sana yang sudah lusuh dan sulit dibaca. Pengasuh berharap ke depan santri bisa mendapatkan Al-Qur’an Hafalan per 3 juz agar lebih mudah dalam proses tahfidz.

Sementara itu, di Panti Asuhan Irsyadul Hasan Mranggen, 45 santri menyambut kedatangan relawan dengan senyum hangat. Penyaluran dilakukan sebelum salat Jumat, di tengah suasana yang khidmat. Pengasuh berharap ke depan lembaga bisa memiliki fasilitas usaha mandiri untuk menopang biaya operasional panti dan pendidikan anak-anak.

Di TPQ Yayasan Miftakhul Khoiriyah Al Amin Kendal, penyaluran dilakukan setelah ashar menjelang ngaji sore. Sekitar 30 santri kecil duduk rapi menyambut Al-Qur’an baru mereka. Mereka berharap suatu hari TPQ mereka bisa memiliki papan tulis dan kipas angin, agar kegiatan belajar mengaji semakin nyaman dan menyenangkan.


🤲 Doa yang Mengalir untuk Para Donatur

Setiap penyaluran selalu diakhiri dengan momen yang menyentuh hati.
Para santri dan pengasuh mendoakan seluruh donatur dengan tulus —

“Semoga para dermawan senantiasa diberi kesehatan, rezeki yang lapang, usaha yang sukses, hajat hajatnya terkabul, dan keluarga yang selalu dilindungi oleh Allah SWT.”

Mereka percaya, setiap mushaf yang mereka pegang hari ini adalah hasil dari tangan-tangan baik yang Allah gerakkan melalui para donatur ULAZ MKU ANDA.


Program Sedekah Al-Qur’an masih terus berjalan.
Melalui program ini, setiap donatur bisa membantu ribuan santri dan anak TPQ di pelosok negeri agar memiliki mushaf layak baca.

💝 Hanya dengan Rp100.000, Anda bisa menghadirkan 1 mushaf baru untuk satu santri.
Bayangkan, setiap huruf yang mereka baca menjadi pahala jariyah yang mengalir untuk Anda — selamanya.


ULAZ MKU ANDA mengucapkan terima kasih kepada seluruh donatur atas kepercayaannya.
Setiap Al-Qur’an yang sampai ke tangan santri adalah bukti nyata bahwa kebaikan kecil bisa menyalakan cahaya besar.

📌 Mari terus bersama dalam #KebaikanYangTerusTumbuh
Karena setiap mushaf yang terbuka, setiap doa yang terlantun, adalah pahala yang kembali untuk Anda.


🔗 Tentang Program Sedekah Al-Qur’an

Program ini merupakan salah satu kegiatan rutin ULAZ MKU ANDA (Unit Layanan Zakat BMT ANDA) yang berfokus pada dakwah dan pemberdayaan umat. Melalui dukungan para donatur, ribuan santri, guru ngaji, dan lembaga pendidikan Islam telah menerima mushaf baru, Iqro’, dan bantuan sarana belajar.

BANTUAN ANDA MENJADI NAFAS BAGI WARGA GAZA

Laporan Penyaluran Donasi Palestina – September 2025


Alhamdulillah, di tengah kondisi Gaza yang kian memprihatinkan, donasi yang Anda titipkan melalui ULAZ MKU ANDA telah sampai kepada saudara-saudara kita di Palestina. Bantuan ini menjadi cahaya di tengah kegelapan, menjadi nafas di tengah kepungan krisis kemanusiaan.

🌍 Kondisi Gaza Saat Ini

Lebih dari 2 juta jiwa mengungsi, sementara 74% wilayah Gaza City hancur akibat agresi. Mereka hidup dalam keterbatasan air bersih, pangan, sanitasi, dan layanan kesehatan. Anak-anak, ibu, hingga lansia berjuang setiap hari hanya untuk sekadar bertahan hidup.

📦 Penyaluran Bantuan Donasi

Berkat dukungan Anda, pada 20–21 September 2025, tim lapangan menyalurkan bantuan di berbagai titik Gaza City: Al Shifa Medical Complex, Tal Al-Hawa, Al-Mina, Al-Nasr, Sheikh Ajleen, Ansar, hingga Union of Churches Area.

  1. 20 September 2025 – Distribusi 400 porsi hotmeals kepada 400 penerima manfaat.

  2. 21 September 2025 – Distribusi 40.000 liter air bersih untuk 2.500 penerima manfaat.

👉 Total penerima manfaat: 2.900 jiwa.

🧡 Suara dari Gaza

Dalam kondisi yang sulit, para penerima manfaat menyampaikan doa terbaik untuk para donatur di Indonesia:
“Semoga Allah menjaga kesehatan, memberikan kelapangan rezeki, dan melipatgandakan pahala bagi setiap donatur yang telah peduli kepada kami.”

🤲 Mari Terus Bersama Palestina

Bantuan yang tersalurkan ini hanyalah setetes di lautan kebutuhan besar warga Gaza. Mereka masih sangat membutuhkan suplai makanan, air, obat-obatan, dan layanan darurat.

📌 Donasi untuk Palestina masih terus dibuka.
Mari terus hadirkan harapan bagi mereka yang terzalimi. Karena setiap rupiah yang Anda titipkan, menjadi nafas, senyum, dan doa dari saudara kita di Gaza.

Klik : 

DONASI UNTUK PALESTINA

untuk donasi


💚 Terima kasih, para donatur. Bersama kita kuatkan #KebaikanYangTerusTumbuh dan terus membersamai Palestina hingga Allah hadirkan kemenangan.