Kita Ditakut-takuti Kemiskinan oleh Setan
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak dari kita yang sering merasa takut akan kemiskinan. Kekhawatiran ini sering kali membatasi kita dalam berbuat baik dan berbagi dengan sesama. Ketakutan ini sebenarnya adalah salah satu cara setan untuk menjauhkan kita dari kebaikan dan membuat kita menjadi kikir. Allah Ta’ala berfirman, “Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripadaNya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui” (QS. Al-Baqarah: 268).
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa setan menakut-nakuti manusia akan kemiskinan agar mereka menahan harta mereka dan tidak menginfakkannya untuk mencari ridha Allah. Hal ini diperkuat oleh sifat dasar manusia yang sangat mencintai harta. Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya pada setiap umat ada fitnah (ujiannya) dan fitnah umatku adalah harta” (HR. Bukhari).
Agar kita bisa lepas dari godaan setan ini, penting bagi kita untuk tetap merasa qana’ah dan giat bekerja. Seseorang akan terus merasa kurang dan miskin jika tidak merasa qana’ah dan selalu melihat orang lain yang lebih kaya darinya. Oleh karena itu, kita diperintahkan untuk selalu melihat orang yang berada di bawah kita dalam urusan dunia. Rasulullah ﷺ bersabda, “Lihatlah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau lihat orang yang berada di atasmu. Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu” (HR. Bukhari dan Muslim).
Selain itu, kita harus giat bekerja, kreatif, dan tidak gengsi dalam mencari rezeki. Apapun pekerjaannya, yang penting halal, maka laksanakan saja tanpa harus merasa malu. Inilah bentuk tawakkalnya burung, sebagaimana dalam hadits, “Seandainya kalian sungguh-sungguh bertawakal kepada Allah, sungguh Allah akan memberi kalian rezeki sebagaimana Allah memberi rezeki kepada seekor burung yang pergi dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang” (HR. Tirmidzi).
Ketakutan akan kemiskinan yang ditanamkan oleh setan juga membuat kita menjadi pelit dan enggan berinfak. Padahal, Rasulullah ﷺ bersabda bahwa sedekah tidak akan mengurangi harta seseorang, “Harta seorang hamba tidak akan berkurang karena shadaqah” (HR. Muslim). Syaikh Muhammad Al-Mubarakfuri menjelaskan bahwa harta yang disedekahkan akan bertambah berkahnya. Beliau berkata, “Harta yang disedekahkan akan diberkahi (diberikan kebaikan yang banyak).”
Ketakutan terhadap kemiskinan sebenarnya adalah ujian bagi iman kita. Allah Ta’ala berfirman, “Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar” (QS. Al-Anfal: 28). Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melawan rasa takut yang ditanamkan oleh setan dengan meningkatkan keimanan, bersedekah, bertawakkal, dan memperbanyak doa.
Dalam hadis riwayat Tirmidzi, Rasulullah ﷺ bersabda, “Jika kamu bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya kamu akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki; pagi hari ia lapar dan sore hari ia kenyang.” Dengan tawakkal, kita percaya bahwa Allah akan mencukupi kebutuhan kita tanpa harus khawatir akan kemiskinan.
Semoga Allah melindungi kita dari godaan setan berupa rasa takut akan kemiskinan dan memudahkan kita untuk berinfak dan bersedekah. Ingatlah selalu bahwa Allah menjanjikan ampunan dan karunia bagi hamba-hamba-Nya yang berbuat baik dan tidak terpengaruh oleh bisikan setan.