Etika Menasehati dalam Islam

Pengajaran Islam mengajarkan tentang pentingnya saling menasehati dalam kebaikan dan menjunjung tinggi etika dalam memberikan nasihat kepada sesama. Adab menasehati dalam Islam tidak hanya berkaitan dengan isi pesan yang disampaikan, tetapi juga bagaimana cara pesan tersebut disampaikan agar mencapai tujuan yang baik. Berikut adalah sepuluh prinsip adab menasehati yang diajarkan dalam ajaran Islam

  1. Niat Ikhlas Al-Qur’an Al-Bayyinah (98:5):
    “Dan mereka tidak disuruh melainkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus; dan supaya mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah agama yang lurus.”
  2. Memberikan Nasehat dengan Cara yang Baik Al-Qur’an An-Nahl (16:125):
    “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.”
  3. Nasehat dalam Urusan Agama dan Dunia
    Rasulullah SAW bersabda, “Seorang Mukmin bagi Mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan; saling menopang satu sama lain.” (H.R. Abu Dawud) Dalam memberi nasehat, tidak hanya terkait dengan masalah agama tetapi juga mencakup dunia seperti pekerjaan dan bisnis, yang disesuaikan dengan kebutuhan saudara Muslim pada saat itu.
  4. Merahasiakan Nasehat
    Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang menutupi aib seorang Muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.” (H.R. Muslim) Dalam memberi nasehat, disarankan untuk melakukannya secara diam-diam, menjaga kehormatan orang yang diberi nasehat, dan mencegah pempermalukan di hadapan orang banyak.
  5. Menggunakan Kata-kata yang Baik
    Al-Qur’an Thaha (20:44): “Katakanlah kepada mereka perkataan yang lemah lembut, mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar).”
  6. Tabayyun Sebelum Memberi Nasehat: Rasulullah SAW bersabda, “Cukuplah seseorang itu menjadi pendusta apabila ia menyampaikan setiap yang ia dengar.” (H.R. Abu Dawud) Penting untuk memastikan kebenaran berita sebelum memberikan nasehat, agar tidak terjadi kesalahpahaman atau kekecewaan.
  7. Berprasangka Baik
    Rasulullah Muhammad SAW bersabda, “Jauhilah berprasangka buruk, sesungguhnya berprasangka buruk itu adalah dusta.” (H.R. Bukhari dan Muslim) Mencari kemungkinan baik dalam orang lain merupakan sikap yang dianjurkan.
  8. Tidak Memaksakan Agar Nasehat Diterima
    Al-Qur’an Al-Baqarah (2:256): “Tidak ada paksaan dalam beragama; sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu, barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kokoh, yang tidak akan putus.”
  9. Tidak Menasehati di Depan Umum
    Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menutupi aib seorang Muslim di dunia, niscaya Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat.” (H.R. Ahmad) Disarankan memberi nasehat secara pribadi, tidak di depan umum untuk menjaga harga diri dan kehormatan orang yang diberi nasehat.
  10. Tidak Melakukan Tahrisy (Tidak memprovokasi)
    Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya orang mukmin itu ramah lagi penyayang, tidak ada barang seorang pun yang bersikap ramah dan penyayang kecuali ia akan diberi petunjuk oleh Allah pada hal-hal yang ia ragu-ragu dan ia dihadapkan kepada petunjuk.” (H.R. Muslim)

Dengan memperhatikan semua etika tersebut, seorang Muslim diharapkan dapat memberikan nasehat dengan bijaksana, penuh kebaikan, dan tanpa menimbulkan pertentangan atau permusuhan.