Entries by ULAZ MKU BMT ANDA

Saat Bencana Terjadi, Donasi Terbaik Bukan Selalu Pakaian—Dan Mengapa Donasi Uang Sering Lebih Tepat

Setiap kali bencana datang, ada sesuatu yang selalu membuat kita bangga sebagai bangsa: kita cepat peduli. Kita tidak menunggu lama untuk membantu. Ada yang membuka galang dana kecil-kecilan di grup WhatsApp, ada yang mengantar logistik dengan mobil pribadi, ada pula yang membereskan lemari untuk mencari pakaian layak pakai.

Semua itu dilakukan dengan niat tulus.
Semua itu merupakan bukti bahwa kebaikan masih hidup di tengah kita.

Namun, di balik semangat itu, ada beberapa hal penting yang sering luput dipikirkan. Bukan untuk menyalahkan siapa pun, tetapi agar kebaikan yang kita niatkan benar-benar sampai sebagai manfaat yang terbaik bagi penyintas.

Mari kita bahas pelan-pelan—tanpa menghakimi, tanpa memojokkan.


1. Mengapa Pakaian Bukan Prioritas Utama Saat Bencana?

Banyak orang menyumbangkan pakaian ketika bencana, dan itu bukan hal buruk. Tetapi sering kali, pakaian yang disumbangkan adalah:

  • pakaian yang menumpuk lama di gudang,

  • baju bekas seragam kantor,

  • pakaian yang tidak ingin dipakai lagi,

meskipun masih “layak”.

Inilah fakta lapangan yang perlu kita pahami bersama:

Pakaian bukan kebutuhan darurat.

Saat bencana baru saja terjadi, penyintas lebih membutuhkan:

  • air bersih,

  • makanan siap saji,

  • selimut,

  • alas tidur,

  • obat-obatan,

  • layanan kesehatan,

  • tempat tinggal sementara.

Pakaian memang dibutuhkan…
tapi tidak di jam-jam pertama, atau bahkan hari-hari pertama.


2. Donasi Pakaian Membutuhkan Logistik yang Besar

Jarang kita sadari bahwa satu kardus pakaian bekas membutuhkan:

  • tenaga relawan untuk mengangkat,

  • ruang kendaraan yang besar,

  • biaya BBM tambahan,

  • waktu sortir di lokasi bencana,

  • ruang penyimpanan sementara,

  • tambahan relawan untuk memilah ukuran dan kondisi,

Padahal ruang di armada terbatas.
Tenaga relawan terbatas.
Sementara kebutuhan lain jauh lebih mendesak.

Itulah sebabnya, di banyak bencana besar, tumpukan pakaian justru menjadi masalah baru, bukan bantuan.


3. “Kalau tidak punya uang, donasi pakaian boleh dong?”

Tentu saja boleh.
Sedekah apa pun bernilai di sisi Allah.

Namun ada satu prinsip indah dalam Al-Qur’an:

“Kamu sekali-kali tidak akan memperoleh kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai…”
(Ali Imran: 92)

Jika pakaian yang disedekahkan adalah pakaian terbaik, pakaian yang masih kita cintai, insyaAllah itu jauh lebih bernilai.

Yang ingin kita hindari adalah menjadikan bencana sebagai “momen buang barang.”


4. Lalu, Mengapa Donasi Uang Lebih Tepat Saat Bencana?

Banyak orang ragu berdonasi uang.
Takut tidak sampai.
Takut dipakai operasional.
Takut lembaga mengambil keuntungan.

Semua kekhawatiran itu wajar.
Dan perlu dijawab secara jujur dan menenangkan.

Mari kita lihat realitanya.


4.1. Donasi uang membuat bantuan lebih cepat dan tepat sasaran

Setiap bencana memiliki kebutuhan yang berubah-ubah.

Pagi butuh makanan.
Siang butuh air bersih.
Petang butuh selimut.
Besoknya butuh BBM untuk evakuasi.

Dengan uang, relawan dapat langsung membeli apa yang saat itu paling dibutuhkan.

Bantuan menjadi:

  • lebih cepat,

  • lebih tepat,

  • lebih fleksibel.


4.2. Donasi uang memang dipakai untuk operasional—butir ini sering disalahpahami

Relawan bukan malaikat yang turun dari langit.

Untuk bekerja, relawan butuh:

  • makan,

  • BBM,

  • sewa armada,

  • perlengkapan medis,

  • alat evakuasi,

  • peralatan keselamatan,

Apakah ini berarti “uangnya tidak sampai ke penyintas”?
Tidak. Justru operasional itulah yang membuat bantuan bisa sampai ke penyintas.

Jika tidak ada kendaraan,
tidak ada BBM,
tidak ada relawan,

maka bantuan apa pun, termasuk donasi pakaian, tidak akan bergerak.


4.3. LAZ tidak mengambil “keuntungan”—LAZ hanya mengambil hak amil sesuai syariat

Lembaga Amil Zakat tunduk pada:

  • UU Pengelolaan Zakat,

  • peraturan Kemenag,

  • PSAK 109,

  • batas syariah hak amil (maks 12.5%).

Hak amil bukan “keuntungan”, tetapi:

  • gaji amil,

  • biaya operasional,

  • transport,

  • laporan,

  • administrasi amanah,

Tanpa ini, kebaikan tidak akan bisa berjalan.


4.4. Donasi uang lebih mudah diaudit dan dilaporkan

  • ada bukti transfer,

  • ada laporan keuangan,

  • ada data penyaluran,

  • ada dokumentasi,

  • ada pengawasan internal dan eksternal,

Donasi uang justru lebih terjaga dibanding barang yang rawan rusak, hilang, atau tidak sesuai kebutuhan.


5. Jadi, Apa Cara Terbaik Berdonasi Saat Bencana?

Sangat sederhana:

💛 Donasi uang di fase darurat

Untuk kebutuhan cepat & tepat.

💛 Donasi barang berdasarkan daftar kebutuhan resmi

Agar benar-benar terpakai.

💛 Donasi pakaian setelah masa pemulihan

Biasanya 1–4 minggu setelah bencana.

💛 Sedekahkan yang terbaik, bukan yang ingin dibuang

Itulah makna sedekah yang berkualitas.


Kebaikan Tak Diukur Dari Bentuknya, Tapi Dari Manfaatnya

Tidak masalah jika dulu kita sering kirim pakaian saat bencana.
Tidak masalah jika kita dulu belum paham tentang logistik bencana.
Kebaikan selalu berproses—termasuk cara kita menolong.

Yang paling penting adalah:
niat kita tetap tulus, dan kita terus belajar agar kebaikan kita tepat manfaat.

Untuk Anda yang ingin memastikan:

  • amanah tersampaikan,

  • relawan bisa bergerak cepat,

  • penyintas menerima bantuan yang benar-benar dibutuhkan,

donasi uang adalah pilihan yang paling efektif.

Dan kami siap menjadi perpanjangan tangan kebaikan Anda—mengantarkan setiap rupiah menjadi manfaat yang nyata di saat paling dibutuhkan.

Semoga setiap sedekah menjadi cahaya yang tidak pernah padam, bahkan setelah bencana berlalu.

Ketika Semua Orang Bisa Mengantar Bantuan Sendiri, Masih Perlukah Ada Lembaga Amil Zakat?

Setiap kali bencana terjadi, kita melihat sesuatu yang selalu membuat hati hangat: begitu banyak orang ingin membantu. Ada yang spontan membuat donasi di grup WhatsApp, ada yang berangkat langsung ke lokasi dengan komunitasnya, ada yang menyalurkan sendiri lewat yayasan kecil yang mereka percaya.

Fenomena ini indah.
Ini tanda bahwa kebaikan masih hidup di tengah kita.

Di era media sosial, ketika informasi bencana menyebar begitu cepat, wajar bila banyak orang merasa, “Aku bisa bantu sendiri kok, tak perlu lewat lembaga.”

Lalu muncul pertanyaan pelan-pelan:

Kalau begitu, sebenarnya apa gunanya LAZ?

Pertanyaan ini bukan untuk melemahkan kepedulian siapa pun. Justru pertanyaan seperti inilah yang membantu kita bersama semakin bijaksana dalam menolong.

Mari kita lihat dari sudut pandang yang lebih lembut.


1. Turun langsung itu mulia, tapi tidak semua orang bisa melakukannya

Banyak donatur punya hati seluas langit, tapi tidak punya kesempatan untuk:

  • cuti kerja,

  • menyetir berjam-jam,

  • membawa logistik berat,

  • atau menghadapi situasi rawan di lokasi bencana.

Di sinilah LAZ menjadi perpanjangan tangan—kita tetap ikut berbuat baik, meski raga tidak bisa hadir.


2. Viral cepat mereda, tapi kebutuhan penyintas masih panjang

Biasanya saat bencana masih viral:

  • bantuan berdatangan,

  • relawan penuh semangat,

  • komunitas ramai turun.

Namun setelah satu atau dua minggu,

  • dapur umum mulai tutup,

  • air bersih mulai menipis,

  • anak-anak mulai butuh sekolah darurat,

  • keluarga kehilangan pekerjaan.

Di fase panjang inilah LAZ bekerja senyap, mengawal keluarga terdampak hingga mereka benar-benar kembali bangkit.


3. LAZ membantu memastikan bantuan tiba di tempat yang belum tersentuh

Saat orang banyak pergi ke titik yang sama, sering terjadi:

  • beberapa lokasi kebanjiran bantuan,

  • lokasi lain justru kosong sama sekali.

LAZ biasanya bekerja dengan data:

  • laporan lapangan,

  • relawan lokal,

  • koordinasi desa,

  • dan pembagian per zona.

Hasilnya, bantuan tidak hanya “datang”, tetapi tepat sampai ke mereka yang paling membutuhkan.


4. Donasi kecil pun bisa punya dampak besar ketika dikumpulkan bersama

Kadang kita merasa malu:

“Aku cuma bisa sedekah 20 ribu…”

Namun ketika dana kecil itu bergabung dengan ratusan orang lain,
ia bisa berubah menjadi:

  • sumur air bersih,

  • hunian sementara,

  • perbaikan masjid,

  • modal pemulihan ekonomi keluarga.

Kebaikan kecil yang dikumpulkan dengan rapi akan menjadi kekuatan besar.


5. LAZ memastikan amanah tersampaikan dengan catatan yang jelas

Tidak semua donatur sempat:

  • mencatat pengeluaran,

  • membuat laporan,

  • mendokumentasikan penyaluran,

  • atau memastikan semuanya sesuai syariah.

Melalui LAZ,
setiap rupiah diuji, dicatat, dan dipertanggungjawabkan.

Bukan sekadar bantuan sampai, tapi amanah tersampaikan secara aman dan bersih.


Pada akhirnya… Kita semua hanya ingin memastikan bantuan kita benar-benar bermanfaat

Menyalurkan sendiri itu mulia.
Menyalurkan melalui LAZ juga mulia.

Keduanya bukan lawan, tetapi dua jalan kebaikan yang bisa saling melengkapi.

Ada masa ketika donatur ingin turun langsung—itu luar biasa.
Ada masa ketika donatur ingin menitipkan pada lembaga—itu pun sama berharganya.

Yang paling penting bukan “lewat siapa”,
tetapi siapa yang menerima manfaat, dan seberapa besar dampaknya.


Jika Anda ingin menitipkan kebaikan yang terukur, aman, dan berkelanjutan…

…LAZ siap menjadi perpanjangan tangan Anda.

Anda tetap menjadi sumber kebaikan itu—
kami hanya membantu menyampaikannya dengan cara terbaik yang bisa kami lakukan.

Semoga setiap sedekah menjadi penolong pada hari ketika tidak ada lagi yang menolong.

Kebaikan Anda yang Menghidupkan Usaha Kecil Bu Triani

Di sebuah rumah sederhana di Jl. Kaliwiru, Semarang, tinggal seorang ibu bernama Bu Triani Hadi Kartika Sari (41 tahun). Hidupnya tidak pernah mudah. Dengan kondisi low vision, penglihatannya buram dan sering membuat aktivitas harian terasa berat. Namun semangatnya justru terang—terutama untuk membantu perekonomian keluarga.

Suaminya adalah guru honorer tunanetra di SLB Semarang, dengan penghasilan sekitar Rp600.000 per bulan. Meski serba kekurangan, keduanya tetap ingin mandiri dan tidak ingin menjadi beban.


Usaha Minuman Kecil yang Menjadi Harapan

Mengandalkan sedikit kemampuan penglihatannya, Bu Triani merintis usaha minuman kemasan rumahan. Ia membuat jus, dan minuman segar lainnya. Setiap gelas ia siapkan perlahan, berhati-hati agar tak tumpah—karena ia tidak bisa melihat jelas garis isian pada gelas.

Usaha itu memberikan keuntungan sekitar Rp300.000 per bulan, cukup membantu tapi belum mampu mencukupi kebutuhan keluarga.

Kesulitannya bukan hanya karena low vision, tetapi juga karena peralatan usahanya sangat terbatas. Ia tidak punya mesin es, tidak punya box penyimpanan dingin, dan tidak punya tempat display minuman yang layak.

Namun ia tetap berusaha.


Zakat Maal yang Menguatkan Langkah Bu Triani

Melihat perjuangan Bu Triani, ULAZ MKU ANDA menyalurkan bantuan zakat maal pemberdayaan berupa:

✅ Box Cooler

Agar minuman tetap dingin, higienis, dan bisa dipasarkan dalam jumlah lebih banyak.

✅ Mesin Pembuat Es Portable

Dulu Bu Triani harus membeli es batu setiap hari. Sekarang ia bisa memproduksi es sendiri lebih hemat dan lebih cepat.

✅ Drink Jar

Sebagai wadah display minuman, membuat tampilannya lebih profesional dan menarik pembeli.

Bantuan ini bukan sekadar barang, tetapi modal kepercayaan dan dorongan agar beliau bisa bangkit lebih kuat.


Dampak Bantuan bagi Bu Triani dan Keluarganya

1. Produksi Minuman Lebih Cepat & Efisien

Dengan mesin es, Bu Triani tidak lagi menunggu atau membeli es di luar.
Dengan drink jar, ia tidak perlu menakar satu-satu dari wadah seadanya.
Dengan box cooler, ia bisa menyimpan sekaligus menjual dalam kondisi lebih segar.

Waktunya lebih hemat, tenaganya lebih ringan, dan proses produksi jauh lebih rapi.

2. Keuntungan Bulanan Meningkat

Karena bisa memproduksi lebih banyak dan tampil lebih menarik, pesanan mulai bertambah.
Tetangga dan warga sekitar lebih tertarik membeli minuman yang tampilannya rapi dan higienis.

Keuntungan usahanya mulai naik dari yang sebelumnya ± Rp300.000 per bulan, menjadi lebih stabil dan bertahap meningkat seiring kapasitas produksi yang kini memadai.

3. Kemandirian Ekonomi Keluarga Kian Kuat

Tambahan penghasilan dari usaha minuman ini menjadi penopang penting bagi keluarga Bu Triani—yang sebelumnya hanya bergantung pada gaji suami yang tidak seberapa.

Bantuan ini memberikan:

  • Nafas baru bagi ekonomi keluarga

  • Rasa percaya diri bahwa mereka mampu mandiri

  • Kesempatan bagi Bu Triani untuk tetap produktif meski dengan low vision

  • Ketenangan bagi suami untuk mengajar anak berkebutuhan khusus tanpa mengkhawatirkan kebutuhan rumah tangga

Zakat maal yang disalurkan tidak hanya meringankan hidup mereka, tetapi benar-benar mengubahnya.

Setiap kebaikan yang tersampaikan kepada Bu Triani adalah bukti bahwa zakat dan donasi dari para dermawan mampu mengubah kehidupan seseorang—pelan namun pasti. Dari seorang ibu yang berjuang dengan penglihatan terbatas, kini ia bangkit lebih mandiri, kuat, dan percaya diri menjalankan usahanya.

Masih banyak Bu Triani lain di luar sana.
Masih banyak keluarga dengan keterbatasan yang sedang berusaha berdiri.
Dan setiap bantuan, sekecil apa pun, bisa menjadi titik awal perubahan besar bagi mereka.

Jika Anda tergerak untuk ikut menghadirkan perubahan, Anda dapat turut serta dalam program zakat maal dan pemberdayaan mustahik lainnya melalui ULAZ MKU ANDA.

Setiap rupiah yang Anda titipkan,
setiap doa yang Anda sertakan,
akan menjadi cahaya baru bagi keluarga-keluarga yang tengah berjuang.

Mari lanjutkan rantai kebaikan ini.
Kebaikan Anda, harapan mereka.
🌸

Klik Untuk Membantu

Kebaikan Anda Mengungatkan Saat Terjadi Banjir dan Longsor di Jawa Tengah

Respon Bencana Banjir Bandang Bumiayu & Longsor Situkung Banjarnegara
ULAZ MKU ANDA

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Alhamdulillah, amanah donasi dari para donatur telah kami salurkan untuk membantu saudara-saudara kita yang terdampak banjir bandang di Bumiayu, Brebes dan longsor besar di Situkung, Banjarnegara. Musibah ini meninggalkan luka mendalam dan mengguncang kehidupan warga, namun di tengah situasi sulit tersebut, bantuan Anda menjadi penguat bagi mereka.


1. Respon Bencana Banjir Bandang – Bumiayu, Brebes

📍 Kondisi Lokasi

Banjir bandang yang terjadi di Bumiayu tidak hanya menggenangi rumah warga, tetapi juga memutus akses air bersih. Selama lebih dari dua minggu, warga kesulitan mendapatkan air karena jaringan PDAM rusak—padahal wilayah ini sangat bergantung pada aliran dari Gunung Slamet.

Banjir ini bukan kejadian tunggal. Potensi banjir susulan masih besar karena alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian di lereng Gunung Slamet. Warga hidup dalam kecemasan jika hujan deras kembali datang.

📦 Penyaluran Bantuan

Pada tahap pertama respon bencana, ULAZ MKU ANDA menyalurkan:

  • 40 paket Hygiene Kit
    untuk 40 penerima manfaat

Arah Program Selanjutnya: Wakaf Sumur Bor

Melihat parahnya kondisi air bersih, kami menetapkan program lanjutan berupa:

Pembangunan Wakaf Sumur Bor

Lokasi: Pondok As Shaff

Lokasi ini dipilih karena:

  • Warga sudah terbiasa mengambil air dari pondok ini saat kekurangan air

  • Ketika banjir, pondok menjadi salah satu titik penyelamat warga

  • Memperbesar manfaat pondok sebagai pusat dakwah dan layanan sosial

  • Sumur bor akan menjadi solusi jangka panjang menghadapi potensi banjir susulan

Dengan sumur bor, masyarakat tidak lagi bergantung sepenuhnya pada PDAM yang rawan rusak saat bencana.


2. Respon Bencana Longsor – Situkung, Banjarnegara

Kondisi Lokasi

Longsor besar memaksa 1.019 jiwa mengungsi ke 75 titik pengungsian.
Titik terbesar berada di:

  • GOR

  • Gedung Haji

  • SD setempat

  • Rumah-rumah warga yang menampung pengungsi

Situasi di tempat pengungsian penuh keterbatasan: padat, minim fasilitas, dan kebutuhan dasar sangat mendesak.

📦 Penyaluran Bantuan

ULAZ MKU ANDA menyalurkan:

  • 50 paket Hygiene Kit
    untuk 50 penerima manfaat

  • 8 kardus pakaian layak pakai
    hasil sortir dari lebih dari 15–16 kardus donasi pakaian
    (hanya dipilih yang benar-benar layak & pantas diberikan kepada pengungsi)

Program Masih Berlanjut

Saat laporan ini ditulis, bantuan masih terus berjalan, meliputi:

  • Trauma healing untuk anak-anak

  • Support logistik dapur umum

  • Pembagian pakaian dalam baru

  • Pendampingan untuk titik-titik pengungsian prioritas


Terima Kasih, Para Donatur

Setiap hygiene kit yang Anda berikan, setiap pakaian layak pakai yang disampaikan, setiap langkah trauma healing yang terlaksana—semuanya hadir karena kepedulian Anda.

Semoga Allah membalas kebaikan Anda dengan pahala yang berlipat ganda, melapangkan rezeki Anda, dan menjadikan setiap kebaikan ini sebagai amal jariyah yang tak putus. Aamiin.


Mengapa Kita Harus Terus Siaga Bencana?

Indonesia adalah negeri yang tak pernah jauh dari risiko bencana:
banjir, longsor, angin kencang, gempa, hingga kekeringan.

Bencana tidak menunggu kita siap.
Karena itu, kita harus mempersiapkan diri sebelum bencana berikutnya datang.

Melalui Program Siaga Bencana ULAZ MKU ANDA, kami berupaya:

  • mempercepat respon darurat,

  • menyediakan logistik bencana,

  • memastikan akses air bersih,

  • membangun sumur wakaf di titik rawan,

  • mendukung dapur umum & relawan lapangan,

  • menjaga keberlangsungan hidup penyintas bencana.

Kesiapsiagaan Anda hari ini bisa menjadi pertolongan bagi seseorang di saat musibah menimpa mereka.


Mari bersama kuatkan Program Siaga Bencana

Klik Untuk Donasi Siaga Bencana

Agar ketika bencana datang lagi, kita sudah siap membantu lebih cepat.
#KebaikanYangTerusTumbuh
ULAZ MKU ANDA

Masih Berpikiran ‘Nanti Kalau Kaya Baru Sedekah’?

Ada satu kalimat yang sangat sering kita dengar:

“Wajar dia rajin sedekah… dia kan sudah kaya.”

Dan dari kalimat itu, banyak orang menunda sedekah.
Menunggu rezeki cukup, menunggu dompet terisi, menunggu bisnis stabil, menunggu tabungan aman.

Padahal jika kita jujur:
kapan sih dalam hidup manusia merasa “cukup”?

Bahkan saat gaji naik, seringnya kebutuhan ikut naik.
Saat penghasilan meningkat, pengeluaran pun bertambah.
Dan akhirnya… tetap merasa kurang.

Lalu, kapan kita benar-benar “cukup” untuk mulai sedekah?

Jawabannya:
Tidak pernah… jika kita menunggu.


Rahasia yang Tidak Banyak Diketahui: Orang Kaya Tidak Mulai dari Kaya

Kita sering salah sangka.

Kita kira:

  • orang kaya bersedekah karena mereka sudah kaya,

  • pengusaha sukses berbagi karena mereka punya banyak uang,

  • filantropis memberi karena tabungan mereka melimpah.

Padahal kenyataannya sering terbalik.

Mereka itu dulu:

  • memulai dengan sedekah seribu-dua ribu rupiah,

  • memberi saat mereka pun sedang kesulitan,

  • bersedekah ketika usaha mereka belum berjalan,

  • menolong orang lain saat mereka sendiri sedang dipenuhi kekhawatiran.

Dari situlah Allah buka pintu rezeki mereka.

Karena Allah tidak melihat berapa besar yang kita beri,
tapi berapa ikhlasnya kita memberi.


Dalilnya Sangat Jelas: Allah Membesarkan Sedekahmu Hingga Menjadi Gunung

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Allah memelihara sedekah seseorang dari kalian
sebagaimana seseorang memelihara anak kudanya,
hingga menjadi sebesar gunung.”

(HR. Bukhari & Muslim)

Sedekah yang kecil — sekeping koin, selembar uang lusuh, bahkan makanan sederhana —
ditumbuhkan oleh Allah
hingga menjadi pahala dan balasan sebesar gunung.

Jika Allah sudah berjanji seperti itu…
apalagi yang perlu ditunggu?


Ayat yang Mengubah Hidup Banyak Orang

Allah berfirman:

وَمَا أَنفَقْتُم مِّن شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ
“Apa saja yang kalian infakkan, maka Allah akan menggantinya.”
(QS. Saba: 39)

Perhatikan:
Bukan “besar”.
Bukan “banyak”.
Bukan “cukup dulu baru beri”.

Tapi:
Apa saja.
Sekecil apa pun.
Allah berjanji menggantinya.

Maka sesungguhnya,
yang membuat seseorang itu kaya bukan harta awalnya,
tetapi keberkahan dari memberi.


Allah Tidak Menunggu Kita Kaya untuk Memberi Pertolongan

Dalam Al-Qur’an:

“Orang yang memberi… maka Kami mudahkan baginya jalan kelapangan.”
(QS. Al-Lail: 5–7)

Sedekah itu bukan hasil dari kekayaan.
Sedekah adalah pintu menuju kekayaan.

  • Kamu memberi → Allah mudahkan rezekimu.

  • Kamu berbagi → Allah lapangkan jalan hidupmu.

  • Kamu menolong orang lain → Allah menolongmu.

  • Kamu keluarkan sedikit → Allah balas berlipat-lipat.

Inilah rahasia yang banyak orang tidak tahu.


Masih Berpikiran ‘Nanti Kalau Kaya Baru Sedekah’?

Coba renungkan ini:

Jika orang menunggu kaya baru bersedekah,
maka tidak akan pernah ada orang miskin keluar dari kemiskinannya.

Tapi jika orang miskin memulai sedekah — walaupun kecil —
maka pintu rezeki terbuka,
keberkahan turun,
kesempitan perlahan berganti kelapangan.

Karena yang membuat hidup berubah bukan besar uangnya,
tapi besar keberkahan yang Allah turunkan atas sedekah itu.


Ubah Mindset

“Dia bisa sedekah karena dia kaya.”
✔️ “Dia kaya karena Allah membalas sedekahnya sejak dia belum kaya.”

“Aku belum cukup untuk memberi.”
✔️ “Justru sedekah yang membuat hidupku cukup.”

“Nanti saja kalau penghasilan stabil.”
✔️ “Sedekah adalah jalan agar penghasilan stabil.”


Mulailah Sekarang, Walau Sedikit

Tidak perlu menunggu mobil lunas.
Tidak perlu menunggu tabungan penuh.
Tidak perlu menunggu usaha besar.

Mulai dari:

  • Rp1.000

  • Rp2.000

  • Rp5.000

  • seikhlasnya

  • sesedikit apa pun

Karena Allah yang akan membesarkan.
Allah yang akan menumbuhkan.
Allah yang akan melipatgandakan.
Allah yang akan menjadikannya sebesar gunung.

Dan Allah pula yang akan mengubah hidupmu.

Bersama, Kita Hadirkan Kepedulian untuk Semarang

Laporan Distribusi Donasi Banjir Semarang

(Jum’at–Sabtu, 31 Oktober–1 November 2026)

“Air boleh menggenang, tapi kepedulian tidak pernah padam.”

Itulah semangat yang menggerakkan puluhan relawan ULAZ MKU se–Jawa Tengah saat banjir kembali merendam sebagian wilayah Kota Semarang.
Kawasan Genuk dan Tlogosari, yang menjadi daerah terdampak paling parah, kembali dikepung air setelah hujan deras mengguyur tanpa henti. Banyak warga masih bertahan di rumah dengan keterbatasan makanan dan akses kesehatan.

Melihat kondisi ini, ULAZ MKU dari berbagai daerah di Jawa Tengah bersatu melakukan aksi kemanusiaan di dua titik tersebut.
Sebanyak 30 relawan gabungan diterjunkan untuk membantu warga yang terdampak dengan berbagai bentuk layanan kemanusiaan.


🤝 Sinergi Kebaikan ULAZ MKU se–Jawa Tengah

Aksi ini menjadi bukti nyata kekuatan kolaborasi lintas wilayah.
ULAZ MKU yang menurunkan tim relawan langsung ke lokasi:

  • Soloraya

  • Pekalongan Raya

  • Kabupaten Semarang

  • Pati

  • Jepara

  • Kota Semarang

Selain itu, beberapa ULAZ MKU lain turut berpartisipasi melalui dukungan donasi untuk relawan dan bantuan logistik, di antaranya:
Bima Magelang, Binamas Purworejo, dan Karisma Magelang.


📦 Bentuk Kegiatan dan Bantuan yang Disalurkan

Selama dua hari pelaksanaan aksi (31 Oktober–1 November 2026), kegiatan kemanusiaan dilakukan secara terpadu dengan melibatkan warga setempat.

  1. 🍛 Pembagian 500 Paket Nasi Bungkus
    Diberikan kepada warga di wilayah Genuk dan Tlogosari yang masih terisolasi banjir.

  2. 🏠 Support 3 Titik Dapur Umum
    Tim relawan menyalurkan bahan pangan seperti beras, mie instan, telur, sayuran, minyak goreng, dan air mineral untuk membantu dapur umum warga.

  3. 🩺 Pelayanan Kesehatan
    Pemeriksaan gratis bagi warga terdampak banjir yang mulai mengalami gatal, flu, dan keluhan ringan akibat kondisi lingkungan yang lembab.

  4. Pendirian Pos Hangat
    Relawan membagikan teh hangat kepada warga yang berjaga dan membersihkan lingkungan pascabanjir.


🙌 Dari Relawan untuk Warga

Kegiatan ini menjadi bentuk kepedulian nyata bahwa sinergi antar lembaga bukan hanya berbagi logistik, tapi juga menyalurkan energi kebaikan dan harapan.
Warga menyambut dengan hangat kedatangan para relawan, bahkan turut bergotong-royong menyiapkan makanan dan membantu penyaluran di titik genangan.

Salah satu relawan mengungkapkan:

“Kami datang bukan sekadar membawa bantuan, tapi membawa pesan: bahwa saudara kita di Semarang tidak sendiri.”


🌱 Ayo Siaga, Ayo Peduli

Musim hujan baru saja dimulai, dan potensi bencana masih mungkin terjadi.
Melalui aksi ini, ULAZ MKU se–Jawa Tengah ingin mengajak masyarakat untuk bersama menyiapkan Dana Siaga Bencana, agar ketika musibah datang, kita sudah siap membantu tanpa menunggu.

KLIK DI SINI UNTUK PEDULI

💚 Mari terus jadi bagian dari #KebaikanYangTerusTumbuh
Donasi dan dukungan Anda akan memastikan relawan kita bisa terus hadir untuk masyarakat yang membutuhkan.

📌 ULAZ MKU ANDA – Bersama Membangun Kepedulian, Menebar Keberkahan.

Kebaikan Anda Hadir di Tengah Genangan Banjir

Laporan Distribusi Donasi: Tanggap Bencana Banjir Genuk, Semarang

Genuk, Kota Semarang – Kamis, 30 Oktober 2025

Sudah lebih dari sepuluh hari air belum benar-benar surut. Genangan masih menutupi jalanan di beberapa titik Dong Biru, Gebang Asri, Trimulyo, hingga Genuk Sari. Warga khawatir, sebab ini baru awal musim hujan — dan banjir sudah datang dua kali hanya dalam sepuluh hari.

Banjir pertama terjadi saat hujan deras mengguyur pada 21 Oktober 2025, sempat surut, lalu kembali merendam kawasan pada 25 Oktober 2025. Aktivitas warga terganggu, banyak yang kesulitan memasak, dan sebagian rumah masih dikelilingi air keruh.

Di tengah situasi itu, tim relawan ULAZ MKU ANDA hadir membawa bantuan darurat berupa 100 paket nasi bungkus bagi warga terdampak.

Bantuan sederhana ini mungkin tampak kecil, tapi di tengah kelelahan dan rasa cemas, setiap kotak nasi menjadi simbol kepedulian dan harapan. Warga menyambut tim dengan wajah lega — ada yang berkata lirih, “Alhamdulillah, masih ada yang peduli.”

Karena sejatinya, kebaikan tak perlu menunggu segalanya sempurna untuk bisa berarti.

Namun perjuangan belum usai. Genuk dan sekitarnya masih berpotensi mengalami banjir susulan, terutama saat puncak musim hujan pada Januari–Februari 2026 nanti. Karena itu, kami mengajak Anda untuk terus menyiapkan langkah kebaikan melalui:


🌧️ Program Dana Siaga Bencana ULAZ MKU ANDA

Bencana memang tidak pernah diharapkan, tetapi kita bisa selalu siap menghadapinya.

Dengan berdonasi ke Dana Siaga Bencana, Anda membantu menyediakan:
🍱 Logistik makanan cepat saji
🧺 Paket kebersihan & kebutuhan darurat
🚑 Dukungan relawan tanggap darurat di lokasi bencana

KLIK UNTUK BERDONASI


💚 Terima kasih kepada para donatur yang sudah menjadi bagian dari aksi kemanusiaan ini.
Semoga setiap bantuan yang tersalurkan menjadi amal jariyah yang mengalir tanpa henti.

🤝 ULAZ MKU ANDA — Bersama, #KebaikanYangTerusTumbuh

Lari untuk Sehat, Sehat untuk Ibadah

Olahraga seperti lari adalah tren positif untuk menjaga kesehatan. Namun, dalam Islam, tubuh yang sehat bukan tujuan akhir — melainkan sarana agar kita bisa beribadah, menebar manfaat, dan semakin dekat dengan Allah SWT.


🌿 Olahraga Lari, Tren Positif yang Perlu Dukung

Beberapa tahun terakhir, olahraga lari semakin digemari masyarakat Indonesia.
Mulai dari komunitas kecil di lingkungan perumahan hingga event besar seperti fun run dan marathon di berbagai kota.
Fenomena ini menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang peduli dengan kebugaran dan gaya hidup sehat.

Islam tidak menentang tren semacam ini. Justru, menjaga kesehatan adalah bagian dari ajaran Islam.
Rasulullah ﷺ bersabda:

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.”
(HR. Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa kekuatan fisik merupakan nilai yang terpuji — sebab dengan tubuh yang kuat, seorang mukmin bisa lebih maksimal dalam beribadah dan menebar manfaat.


💪 Kesehatan adalah Amanah, Bukan Sekadar Tren

Olahraga lari, gym, atau bersepeda memang sedang menjadi gaya hidup modern.
Namun, bagi seorang muslim, tujuan berolahraga tidak berhenti pada tubuh yang bugar.

Kita berlari bukan hanya untuk kebugaran jasmani, tapi untuk menjaga amanah Allah berupa tubuh yang sehat.
Kita mengatur pola makan, bukan sekadar agar tampak ideal, tapi agar punya energi untuk ibadah dan beramal saleh.

Kesehatan adalah nikmat besar,
dan menjaga nikmat itu adalah bentuk rasa syukur kepada Sang Pemberi Nikmat.


🌺 Sehat untuk Menebar Manfaat dan Beribadah Lebih Baik

Setelah berolahraga dan tubuh terasa lebih sehat, pertanyaan pentingnya adalah:
Untuk apa kesehatan ini digunakan?

Apakah sekadar agar terlihat segar dan bugar,
atau agar bisa lebih banyak melakukan kebaikan?

Dengan tubuh yang sehat:

  • Kita bisa lebih semangat ke masjid.

  • Bisa lebih tangguh membantu orang lain.

  • Bisa lebih fokus bekerja dan beramal.

  • Dan tentu saja, bisa lebih khusyuk dalam ibadah.

Maka, sehat bukanlah tujuan akhir.
Kesehatan adalah jembatan menuju amal dan ibadah yang lebih baik.


🌙 Olahraga Pun Bisa Jadi Ibadah

Dalam Islam, semua aktivitas bisa bernilai ibadah bila diniatkan karena Allah.
Ketika seseorang berlari, bukan sekadar mengejar waktu atau jarak tempuh, tapi berniat menjaga amanah tubuh agar bisa terus beribadah dan menolong sesama,
maka larinya pun bernilai ibadah.

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Niat yang lurus mengubah aktivitas biasa menjadi bernilai luar biasa.


Kuat Fisik, Kuat Iman

Menjaga kesehatan dengan berolahraga adalah langkah baik.
Namun, seorang mukmin tidak berhenti di sana.
Ia menyadari bahwa tubuh yang sehat hanyalah sarana — bukan tujuan akhir.

Mari terus berlari, bergerak, dan menjaga tubuh yang Allah titipkan.
Gunakan kekuatan itu untuk menebar kebaikan, melayani sesama, dan memperbanyak ibadah.

Karena sejatinya, kesehatan yang paling berharga adalah ketika tubuh yang kuat digunakan untuk taat.


🕊️ “Lari untuk sehat, sehat untuk ibadah.”
“Sehat bukan tujuan akhir, tapi jalan menuju kebaikan.”

KEBAIKAN ANDA MENGALIRKAN HARAPAN

Laporan Penyaluran Donasi – Program Sedekah Air
ULAZ MKU ANDA – BMT ANDA

Air bersih. Sesuatu yang bagi sebagian orang tampak sederhana, tapi di wilayah Kelurahan Ngargotirto, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, air adalah anugerah yang selalu dinanti dengan cemas.

Musim hujan pun tak banyak membantu. Tanah yang gersang membuat sumur-sumur warga mengering, bahkan jika digali lebih dalam, bukan air yang muncul, melainkan gas. Sumber air umum ada, tapi tak cukup untuk memenuhi kebutuhan ratusan kepala keluarga.

“Kadang kami mikir dua kali mau nyuci, karena airnya lebih baik dipakai untuk minum,”
ujar salah satu warga Ngargotirto saat menerima bantuan air.

Masjid pun sering kesulitan menyediakan air wudhu.
Sebagian warga sempat berharap pada sambungan PDAM, tapi hanya sekitar 100 titik rumah yang bisa menikmati airnya.
Selepas itu, uji coba dihentikan karena debit air tidak mencukupi.

Tahun lalu, delapan kali upaya pengeboran sumur dilakukan, namun semuanya kering.
Namun, di tengah kesulitan itu, kebaikan Anda mengalir.


Air Bersih dari Donatur ULAZ MKU ANDA

Melalui Program Sedekah Air ULAZ MKU ANDA – BMT ANDA, air bersih didistribusikan ke empat titik tandon air milik warga di Kelurahan Ngargotirto.
Setidaknya 100 kepala keluarga kini bisa menikmati air bersih untuk kebutuhan sehari-hari: memasak, minum, dan berwudhu.

Truk tangki air datang membawa harapan.
Anak-anak menyambut dengan ember, ibu-ibu mengisi jeriken, dan para bapak tersenyum lega melihat tandon mulai terisi.

Bukan sekadar air yang mereka terima, tapi kelegaan setelah sekian lama hidup dengan rasa khawatir setiap kali menyalakan kran.


Bersama, Kita Terus Mengalirkan Kebaikan

Bantuan ini tidak akan berhenti di sini.
Kebutuhan air di Ngargotirto masih jauh dari cukup, dan banyak wilayah lain yang mengalami nasib serupa.
Melalui program Sedekah Air, Anda bisa terus berkontribusi:

  • Menyalurkan air bersih ke daerah rawan kekeringan

  • Membantu pengadaan tandon air

  • Mendukung pembangunan sumber air permanen

Setiap liter air yang Anda bantu alirkan adalah amal jariyah yang tak terputus, menghapus dahaga dan menumbuhkan harapan.


📌 Mari terus bersama dalam #KebaikanYangTerusTumbuh
Karena dari setetes air, lahir ribuan doa yang tak pernah kering.
Terima kasih kepada seluruh donatur ULAZ MKU ANDA – BMT ANDA yang telah menghadirkan kehidupan bagi saudara-saudara kita di Ngargotirto, Sragen.

klik link untuk sedekah air

SEDEKAH SEKARANG

Takziyah yang Tak Lagi Menggetarkan Hati

Refleksi dari Relawan Ambulans Peduli

 

Dalam grup relawan Ambulans Peduli, hampir setiap hari ada kabar duka: panggilan pengantaran jenazah.
Kadang bayi yang belum sempat menatap dunia. Kadang remaja yang baru menapaki hidup. Kadang orang tua yang sudah melewati panjangnya perjalanan.
Ada yang dari keluarga mampu, ada pula yang dari kalangan sederhana — bahkan bingung di mana jenazah keluarganya akan dimakamkan.

Sirine ambulans yang meraung bukan hanya suara pelayanan, tapi seharusnya juga suara pengingat: bahwa kematian selalu dekat, dan tidak pernah mengenal waktu.


Takziyah yang Kehilangan Makna

Kita sering datang takziyah. Duduk, menyalami keluarga yang berduka, mengucapkan innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
Namun jujur saja, tak selalu hati ini ikut bergetar.
Kadang pikiran melayang ke urusan pekerjaan, pesan WhatsApp, atau agenda esok hari.
Kematian yang ada di depan mata terasa seperti cerita orang lain — bukan peringatan bagi diri sendiri.

Padahal Rasulullah ﷺ bersabda:

“Perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan (yakni kematian).”
(HR. Tirmidzi)

Kematian bukan untuk ditakuti, tapi untuk diingat.
Bukan untuk membuat kita takut hidup, tetapi agar kita hidup dengan lebih bermakna.


Sebagai relawan, kami belajar banyak dari perjalanan yang sunyi itu.
Tidak semua jenazah diiringi banyak pelayat. Tidak semua keluarga memiliki cukup biaya.
Kadang jenazah diantar dari rumah kecil yang sempit, dengan keluarga yang hanya bisa meneteskan air mata dalam diam.
Di lain waktu, kami mengantar jenazah dari rumah besar, dengan banyak orang dan karangan bunga.
Tapi pada akhirnya, semuanya kembali ke tanah yang sama, dengan cara yang sama.

Momen seperti itu sering membuat kami merenung —
betapa kematian adalah penyeragam paling adil, yang menghapus perbedaan status, harta, dan jabatan.

Dan di antara semua pemandangan itu, kami menyadari:
yang paling berharga bukan seberapa lama kita hidup, tapi seberapa banyak kebaikan yang kita tinggalkan.


Kita Butuh Takziyah yang Menghidupkan Hati

Hari ini, banyak yang bisa datang ke rumah duka, tapi sedikit yang datang dengan hati yang sadar.
Takziyah seharusnya bukan sekadar rutinitas sosial.
Ia adalah ruang tafakkur — ruang untuk bertanya pada diri sendiri:

“Jika hari ini aku yang dipanggil, sudahkah aku siap?”

Kita tak pernah tahu kapan giliran kita.
Yang pasti, setiap jenazah yang kita lihat bukan sekadar “mereka yang pergi”, tapi juga peringatan bahwa waktu kita pun semakin dekat.


Setiap kematian adalah panggilan lembut dari Allah, bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk menyadarkan.
Agar kita hidup dengan hati yang lebih tenang, amal yang lebih nyata, dan niat yang lebih lurus.

Semoga setiap takziyah yang kita hadiri menjadi pengingat yang menghidupkan,
bukan sekadar kabar yang lewat di grup relawan atau media sosial.

“Cukuplah kematian sebagai nasihat bagi orang yang berakal.”
(HR. Baihaqi)


🕊️ ULAZ MKU ANDA
Menyalurkan Amanah, Menyebarkan Kebaikan, Menyadarkan Hati.