Benarkah, Hidup Bukan Perlombaan?

Banyak orang yang sering mengatakan bahwa hidup bukanlah perlombaan atau hidup bukan ajang perlombaan. Mereka berpendapat bahwa kehidupan seharusnya dijalani dengan tenang tanpa harus bersaing atau merasa tertekan oleh pencapaian orang lain. Namun, dalam pandangan Islam, kita justru diajarkan untuk berlomba-lomba dalam mengerjakan kebaikan. Konsep ini sangat penting, sebagaimana Allah sampaikan dalam Q.S. Al-Mulk ayat 2:

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”

Ayat ini menunjukkan bahwa hidup diberikan kepada kita sebagai ujian, bukan sekadar untuk eksistensi tanpa makna. Allah menciptakan hidup dan mati sebagai arena bagi manusia untuk menunjukkan amal yang terbaik. Dalam konteks ini, hidup adalah ajang ujian amal, di mana setiap kita harus berlomba-lomba untuk mencapai ridha Allah dengan kebaikan.

Hidup Bukan Perlombaan Duniawi

Memang benar jika kita katakan bahwa hidup itu bukan perlombaan dalam konteks duniawi. Banyak orang terjebak dalam anggapan bahwa sukses di dunia harus diukur dengan pencapaian materi, status sosial, atau popularitas. Mereka berlomba-lomba mengejar harta, jabatan, dan pengakuan dari orang lain, yang sering kali membawa pada rasa cemburu, iri hati, bahkan permusuhan.

Namun, ajaran Islam menuntun kita pada pemahaman yang lebih mendalam. Hidup bukanlah perlombaan dalam hal kekayaan atau status, tetapi hidup adalah tempat di mana kita harus berlomba-lomba dalam kebaikan sebagaimana yang disebutkan dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 148:

“Maka berlomba-lombalah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan.”

Perlombaan yang dimaksud di sini adalah perlombaan dalam hal spiritual, yaitu meningkatkan kualitas amal dan ibadah kita kepada Allah. Dalam perlombaan ini, tidak ada tempat untuk iri hati atau keegoisan, melainkan hanya dorongan untuk menjadi lebih baik dalam kebajikan dan ketakwaan.

Ujian Hidup dan Kesempatan Beramal

Hidup adalah ujian untuk melihat bagaimana kita beramal dan memperbaiki diri. Bukanlah soal siapa yang tercepat atau siapa yang paling sukses secara material. Justru, siapa yang mampu menjaga niat dan keikhlasan dalam berbuat baiklah yang akan “menang” dalam ujian ini. Setiap hari adalah kesempatan baru untuk berlomba dalam kebaikan, bukan dalam hal duniawi yang fana.

Di sinilah kita harus menyadari bahwa hidup bukan ajang perlombaan duniawi, tetapi perlombaan untuk meraih ridha Allah melalui amal-amal baik. Kita tidak sedang bersaing dengan orang lain, melainkan dengan diri kita sendiri, untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari. Setiap kebaikan yang kita lakukan, sekecil apa pun, adalah bagian dari perlombaan menuju akhirat.

Sebagai Muslim, kita memang diajarkan bahwa hidup bukanlah perlombaan dalam mengejar harta atau status duniawi. Akan tetapi, hidup adalah perlombaan dalam konteks yang lebih mulia: berlomba-lomba dalam kebaikan. Allah menciptakan hidup dan mati sebagai ujian untuk melihat siapa di antara kita yang paling baik amalnya. Setiap kesempatan hidup adalah waktu berharga untuk memperbanyak amal baik dan mempersiapkan diri untuk kehidupan yang abadi di akhirat.

Dengan demikian, meskipun hidup itu bukan perlombaan dalam hal duniawi, setiap Muslim memiliki kewajiban untuk berusaha menjadi yang terbaik dalam hal amal kebaikan. Allah Maha Perkasa dan Maha Pengampun, memberikan kita kesempatan untuk terus berlomba dalam kebaikan dan memperbaiki diri setiap saat.