5 Perusak Pahala Amal Shalih
Setiap amal shalih yang kita lakukan akan dicatat oleh Allah sebagai pahala, dan pahala ini akan menjadi bekal utama di akhirat. Namun, ada beberapa perbuatan yang bisa menghapus atau merusak pahala amal-amal tersebut. Di antara perbuatan tersebut adalah dzalim, hasad, ghibah, ujub, dan riya’. Berikut adalah penjelasan mengenai masing-masing perbuatan yang dapat menghilangkan pahala kebaikan, beserta dalil-dalilnya dari Al-Qur’an dan hadits.
1. Dzalim (Kezaliman)
Dzalim adalah tindakan melampaui batas, merugikan, atau menindas orang lain. Kezaliman bisa berupa ucapan atau tindakan yang menyakiti sesama. Dalam Islam, kezaliman adalah perbuatan yang sangat tercela dan dapat menghancurkan pahala kebaikan.
Rasulullah ﷺ menjelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim:
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut? Para sahabat menjawab: Orang yang bangkrut di antara kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak memiliki harta. Rasulullah berkata: Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat membawa pahala sholat, puasa, dan zakat, namun dia juga telah mencela orang ini, menuduh orang itu, memakan harta orang ini, menumpahkan darah orang itu, dan memukul orang itu. Maka, orang-orang yang dizalimi ini diberikanlah kebaikan-kebaikannya (dari orang yang dzalim). Jika kebaikannya habis sebelum semua kezalimannya terbayar, maka sebagian dosa-dosa orang yang dizalimi akan dipikulkan kepadanya, lalu dia dilempar ke dalam neraka.”
(HR. Muslim 2581)
Hadits ini menunjukkan bahwa orang yang berbuat zalim akan kehilangan semua pahala ibadahnya, yang akan diberikan kepada orang-orang yang ia zalimi.
2. Hasad (Iri dan Dengki)
Hasad adalah perasaan iri terhadap nikmat yang dimiliki orang lain, dan keinginan agar nikmat tersebut hilang dari mereka. Hasad adalah penyakit hati yang dapat merusak amal kebaikan seseorang.
Rasulullah ﷺ bersabda:
Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Hindarilah hasad, karena sesungguhnya hasad itu memakan amal kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.”
(HR. Abu Daud 4903)
Seperti api yang dengan cepat membakar kayu, begitu pula hasad dapat memusnahkan pahala kebaikan yang telah dikumpulkan.
3. Ghibah (Menggunjing)
Ghibah adalah membicarakan keburukan atau aib orang lain tanpa sepengetahuannya. Dalam Islam, ghibah adalah dosa besar dan dianggap sebagai salah satu bentuk kezaliman terhadap sesama.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Muflis (orang yang bangkrut) dari umatku ialah orang yang datang pada hari Kiamat membawa pahala shalat, puasa, dan zakat, namun (di dunia) dia telah mencaci orang lain, menuduh orang lain tanpa bukti, makan harta orang lain, menumpahkan darah, dan memukul orang lain. Maka orang-orang yang dizalimi ini akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka.”
(HR. Muslim 6744)
Hadits ini menggambarkan bagaimana ghibah bisa menyebabkan seseorang kehilangan pahala kebaikannya karena tindakan zalimnya terhadap orang lain.
4. Ujub (Bangga Diri)
Ujub adalah perasaan bangga terhadap diri sendiri atau merasa diri lebih baik dari orang lain. Perasaan ini membuat seseorang sombong atas amal yang telah dikerjakannya, sehingga mengurangi keikhlasan dalam ibadahnya.
Allah memperingatkan dalam Al-Qur’an bahwa kesombongan dan ujub adalah sifat yang dapat menjauhkan seseorang dari rahmat-Nya:
“Ada tiga perkara yang membinasakan: kekikiran yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan seseorang yang ujub terhadap dirinya sendiri.”
(HR. Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman 5/233, dan dihasankan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib 2/214)
Ujub bisa membuat seseorang merasa puas dan tidak lagi merendahkan hati di hadapan Allah, yang akhirnya merusak keikhlasan amal ibadahnya.
5. Riya’ (Pamer Ibadah)
Riya’ adalah melakukan amal shalih untuk dipuji atau dilihat oleh orang lain, bukan semata-mata karena Allah. Dalam Islam, riya’ adalah perbuatan yang sangat tercela dan menghapuskan pahala ibadah.
Allah berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.
( Q.S. Al-Baqarah : 264 )
Riya’ meniadakan keikhlasan dalam ibadah, karena ibadah yang dilakukan bukan lagi untuk mencari ridha Allah, melainkan untuk memperoleh pujian dari manusia.
Amal shalih harus dilakukan dengan ikhlas karena Allah semata. Namun, amal tersebut dapat rusak dan hilang pahalanya jika diiringi dengan perbuatan-perbuatan buruk seperti dzalim, hasad, ghibah, ujub, dan riya’. Rasulullah ﷺ dan Al-Qur’an telah memperingatkan kita agar menghindari sifat-sifat buruk tersebut karena dampaknya yang menghancurkan pahala amal baik kita.
Semoga kita senantiasa dijauhkan dari sifat-sifat perusak amal ini dan diberikan kekuatan untuk menjaga keikhlasan dalam setiap ibadah yang kita lakukan.